EmateriE_{\text{materi}} hanya menyumbang 4,9% dari total energi.
Edark matterE_{\text{dark matter}} menyumbang 26,8%.
Edark energyE_{\text{dark energy}} mendominasi dengan 68,3%.
Jika keseimbangan kosmik didasarkan pada simetri fundamental, seharusnya distribusi energi ini lebih merata. Namun, kenyataannya menunjukkan ketidakseimbangan energi yang sangat ekstrim di mana dark energy mendominasi hampir 70% dari total energi kosmik. Ini menunjukkan bahwa alam semesta berada dalam keadaan ketidakseimbangan energi yang tidak dapat dijelaskan melalui prinsip simetri.
Distribusi gravitasi juga menunjukkan ketidakseimbangan yang nyata. Dalam relativitas umum, distribusi energi mempengaruhi kelengkungan ruang-waktu, yang dijelaskan oleh persamaan medan Einstein:
G+g=8Gc4TG_{\mu\nu} + \Lambda g_{\mu\nu} = \frac{8 \pi G}{c^4} T_{\mu\nu}
Dalam persamaan ini, konstanta kosmologis \Lambda mewakili dark energy yang menyebabkan percepatan ekspansi alam semesta. Konstanta ini tidak bernilai nol, menunjukkan bahwa distribusi energi dalam ruang-waktu tidak merata dan mengalami percepatan eksponensial.
Lebih jauh lagi, distribusi dark matter tidak merata dan terkonsentrasi dalam halo galaksi yang tidak dapat dijelaskan melalui hukum gravitasi Newton biasa. Untuk menjelaskan rotasi galaksi yang terlalu cepat, persamaan gravitasi Newton harus dimodifikasi:
v2=GM(r)rv^2 = \frac{G M(r)}{r}
Namun, data pengamatan menunjukkan bahwa kecepatan rotasi galaksi tetap konstan pada jarak jauh dari pusat galaksi, yang tidak sesuai dengan distribusi materi biasa. Distribusi ini hanya bisa dijelaskan dengan asumsi bahwa dark matter menyusun halo gravitasi yang tidak terlihat di sekitar galaksi.
Ketidakseimbangan ini menunjukkan bahwa distribusi gravitasi di alam semesta tidak merata dan didominasi oleh dark matter yang tidak terlihat. Fakta ini menunjukkan bahwa keseimbangan kosmik tidak tercapai, karena distribusi gravitasi sangat tidak merata dan bergantung pada komponen yang tidak terlihat.