Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mekanisme Tuas dalam Keseimbangan Kosmik

17 Februari 2025   14:27 Diperbarui: 17 Februari 2025   14:27 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Dark Energy: Percepatan Ekspansi dan Ketidakmerataan Energi Kosmik

Klaim simetri kosmik kembali terpatahkan oleh penemuan Dark Energy, yang menyumbang sekitar 68,3% dari total energi alam semesta. Dark energy tidak hanya mendominasi total energi kosmik, tetapi juga menyebabkan percepatan ekspansi alam semesta yang semakin cepat.

Fakta ini pertama kali ditemukan pada tahun 1998 oleh tim Supernova Cosmology Project dan High-Z Supernova Search Team melalui pengamatan supernova tipe Ia yang menunjukkan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauh dengan percepatan. Ini menunjukkan bahwa alam semesta tidak dalam keadaan keseimbangan statis, melainkan mengalami ekspansi eksponensial yang dipicu oleh dark energy.

Secara matematis, dark energy dimodelkan dalam persamaan medan Einstein dengan konstanta kosmologis \Lambda:

G+g=8Gc4TG_{\mu\nu} + \Lambda g_{\mu\nu} = \frac{8 \pi G}{c^4} T_{\mu\nu} H2=8G3ka2+3H^2 = \frac{8 \pi G}{3} \rho - \frac{k}{a^2} + \frac{\Lambda}{3}

Di mana HH adalah parameter Hubble, \rho adalah kerapatan energi total, dan \Lambda adalah konstanta kosmologis yang mewakili dark energy. Fakta bahwa >0\Lambda > 0 menunjukkan bahwa alam semesta tidak dalam keadaan keseimbangan statis, tetapi dalam ketidakmerataan energi yang menyebabkan ekspansi eksponensial.

Observasi terbaru dari teleskop Planck menunjukkan bahwa kerapatan energi dark energy tetap konstan meski alam semesta terus mengembang, yang bertentangan dengan hukum termodinamika yang menyatakan bahwa kerapatan energi harus menurun dalam volume yang bertambah. Ini menunjukkan paradoks energi kosmik yang bertentangan dengan klaim simetri energi.

Fakta ini menghancurkan pandangan bahwa keseimbangan kosmik dicapai melalui distribusi energi yang seragam. Sebaliknya, dark energy menunjukkan ketidakmerataan energi kosmik yang mendominasi struktur alam semesta saat ini dan di masa depan.

4. Asimetri Elektron-Proton

Pandangan simetri kosmik kembali dipatahkan oleh asimetri massa antara elektron dan proton. Dalam fisika partikel, massa proton kira-kira 1836 kali lebih besar dari massa elektron:

mpme1836\frac{m_p}{m_e} \approx 1836

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun