Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Adaptive Stochastic Intellegent (ASI) Framework: Framework Manajemen Stokastik Baru

13 Februari 2025   13:09 Diperbarui: 14 Februari 2025   14:10 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

1.2. Kebutuhan Pendekatan Manajerial yang Adaptif dan Inovatif

Untuk mengatasi disrupsi AI dan situasi VUCA, organisasi membutuhkan pendekatan manajerial yang adaptif, inovatif, dan kolaboratif. Pendekatan ini harus mampu mengintegrasikan intuisi manusia yang fleksibel dengan analisis AI yang terukur dan terstruktur. Intuisi manusia memiliki keunggulan dalam menghadapi ambiguity dan complexity yang tidak sepenuhnya dapat diukur oleh data, sementara AI unggul dalam mengolah big data secara cepat dan akurat.

Pendekatan adaptif ini membutuhkan sistem pengambilan keputusan stokastik yang mempertimbangkan ketidakpastian dan volatilitas secara dinamis, bukan sekadar berbasis data historis. Simulasi Monte Carlo dan Real Options Analysis menjadi alat penting dalam pendekatan ini untuk memodelkan ketidakpastian secara stokastik dan fleksibel.

Selain itu, diperlukan strategi adaptif yang mampu merespons perubahan cepat dalam lingkungan VUCA. OODA Loop (Observe-Orient-Decide-Act) yang diperkuat dengan Continuous Feedback Loop menjadi kerangka yang relevan untuk strategi adaptif ini. Dalam konteks AI, pendekatan ini dapat diimplementasikan melalui Real-Time Data Analytics yang terus memperbarui data dan model prediksi secara dinamis.

Namun, pendekatan adaptif ini tidak cukup hanya berbasis data. Intuisi dan subjektivitas manusia masih sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan strategis, terutama dalam menghadapi ambiguity yang tidak dapat dikuantifikasi. Untuk itu, diperlukan Explainable AI (XAI) dan Augmented Intelligence yang tidak hanya memberikan prediksi, tetapi juga menjelaskan alasan di balik prediksi tersebut sehingga dapat memperkuat intuisi dan wawasan strategis manusia.

1.3. Peluang Blue Ocean Economy dalam Konteks Akselerasi Inovasi AI

Akselerasi inovasi yang didorong oleh AI membuka peluang besar dalam Blue Ocean Economy, yaitu menciptakan pasar baru yang belum ada pesaing. AI tidak hanya menciptakan produk dan layanan baru, tetapi juga mengubah kebutuhan konsumen secara radikal, membuka peluang ekonomi yang tidak terbatas pada pasar yang sudah jenuh. Contohnya, ChatGPT dan Midjourney telah membuka pasar baru dalam kreativitas digital, sementara AI-driven R&D mempercepat inovasi dalam bioteknologi, energi terbarukan, dan teknologi hijau.

Dalam konteks Making Indonesia 4.0, peluang Blue Ocean Economy semakin terbuka lebar di sektor industri kreatif digital, agroteknologi, dan teknologi hijau. Dengan mengintegrasikan AI-driven R&D dan Open Innovation Ecosystem, Indonesia dapat menciptakan produk dan layanan disruptif yang memiliki daya saing global.

Namun, untuk memanfaatkan peluang ini secara optimal, diperlukan model manajemen yang adaptif, inovatif, dan kolaboratif yang mampu menggabungkan manajemen stokastik, intuisi manusia, dan analisis AI. Inilah yang menjadi motivasi utama untuk mengembangkan Adaptive Stochastic Intelligence (ASI) Framework.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan adalah:

  1. Mohon tunggu...

    Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
    Lihat Inovasi Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun