Mohon tunggu...
Satrio Piningit
Satrio Piningit Mohon Tunggu... -

jer besuki mawa bea

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama FEATURED

Supersemar dan Dugaan Korupsi Kol. Soeharto

11 Maret 2016   07:36 Diperbarui: 11 Maret 2018   17:53 16606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu rekaman suara ini terungkap di Mahmilub nantinya, namun barang buktinya tak pernah ada. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa rekaman suara Dewan Jenderal ini pun palsu. Rekaman yang diedarkan tanggal 26 September itu adalah pemicu terakhir untuk provokasi berikutnya: culik Dewan Jenderal, sebelum kup tanggal 5 Oktober.

Di persidangan Mahmilub terungkap pula bahwa rencana awalnya Dewan Jenderal itu ditangkap untuk dihadapkan ke Presiden. Keputusan nantinya diserahkan ke Presiden. Semacam tekanan politik berbau anarkis seperti peristiwa penculikan Rengasdengklok untuk minta ketegasan Soekarno-Hatta lakukan Proklamasi. Menurut para saksi pelaku di Mahmilub, rencana awalnya adalah menculik hidup-hidup, bukan rencanapembunuhan jenderal(sumber: Transkrip Mahmilub, persidangan Sudisman, tanggal 7 Juli 1967).

6. Provokasi Double Agent

6.1. Syam Kamaruzzaman

Taktik provokasi subversif itu sukses dilaksanakan oleh Syam Kamaruzzaman. Ia dikenal sebagai intel Biro Chusus PKI yang memiliki banyak akses ke AD. Atau sebaliknya, ia adalah intel AD yang disusupkan ke PKI. Dalam Sidang Mahmilub Brigjen Supardjo tanggal 24 Februari 1967 terungkap kesaksian bahwa Syam adalah "wakil PKI" sekaligus "intel tentara" yang punya kartu identitas tentara.

Syam Kamaruzzaman, double agent PKI dan TNI/dokpri
Syam Kamaruzzaman, double agent PKI dan TNI/dokpri
Syam sebelumnya adalah kader PSI pimpinan Sutan Syahrir. Syam dibina oleh Djohan Sjahroezah (paman Sjahrir), yang pada waktu bersamaan juga berhubungan dengan Letkol Soeharto yang ketika itu sering berkunjung ke rumahnya di Yogya (sumber: Prof. W.F. Wertheim, Who’s Plot? New Light on the 1965 Events, hlm 205).

Syam mengenal Aidit tahun 1950, ketika ia membantu Aidit tampil ke publik di Tanjung Priok, setelah Aidit (seolah-olah) pulang dari Vietnam pasca pemberontakan PKI 1948. Diluar itu, Syam adalah tokoh yang tidak dikenal. Ia tak pernah muncul dalam rapat pimpinan PKI.

Sementara, di persidangan Mahmilub, Syam selalu mengatakan bahwa dialah pemimpin G30S. Menjadi pertanyaan, jika Syam adalah elite partai yang dipercaya memimpin gerakan penting seperti G30S, mengapa ia tak dikenal oleh sebagian besar anggota partai lainnya? Mengapa ia begitu gampang “bernyanyi” memberikan info-info kepada AD, sehingga bisa dengan mudah menangkap orang-orang yang dituduh PKI?

Perilakunya selama mendekam 19 tahun di tahanan juga sangat mencurigakan. Syam mendapat perlakuan istimewa dari para interogator AD, tak pernah disiksa seperti tapol lainnya. Di harian Le Monde edisi 18 Februari 1967, wartawan Prancis yang mewawancarai Syam mengatakan bahwa perilaku Syam sangat mencurigakan ("highly dubious"), lebih mirip sebagai agen provokator ketimbang organisator partai.

Hal itu sejalan pula dengan kajian Prof. Wertheim, peneliti sejarah dari University of Amsterdam. Menurutnya, Syam lebih condong sebagai orang militer yang disusupkan ke PKI, untuk memainkan peran sebagai provokator dalam sebuah "aksi yang direncanakan untuk gagal".

Syam ibarat pisau bermata ganda, melancarkan taktik provokasi subversif untuk "tangkap duluan Dewan Jenderal sebelum kudeta". Kepada elite PKI, ia mengaku dapat dukungan tentara. Sebaliknya, kepada perwira AD pro-Soekarno, ia mengaku didukung penuh oleh PKI.

6.2. Perwira G30S

6.2.1. Letkol Untung

Di kalangan AD, yang paling serius termakan provokasi tangkap Dewan Jenderal adalah Letkol Untung, Komandan Batalyon I Tjakrabirawa yang bertugas mengawal Presiden. Letkol Untung adalah alumni Kodam Diponegoro yang dikenal dekat dengan Soeharto. Mereka sama-sama bertugas di Irian Barat 1962, dimana Untung berperang di garis depan dalam Komando Mandala yang dipimpin Soeharto.

Keberanian Untung dalam perang melawan Belanda di Irian Barat 1962 sampai ke telinga Presiden. Soekarno memberinya Bintang Penghargaan. Letkol Untung adalah bagian dari dua kompi Banteng Raiders Kodam Diponegoro yang ditempatkan di Tjakrabirawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun