“Dirga! Dirga!” Elang berteriak cukup keras, ia tak peduli tentang tempatnya berada saat ini. Ia mengguncang bahu Dirga keras-keras, berusaha mengembalikan kesadaran temannya itu.
Dirga bergeming, tak mengindahkan apapun yang Elang lakukan padanya. Tatapannya kosong, dia berdiri seperti patung hidup. Napasnya melambat. Sementara itu, Elang masih terus berusaha memanggil namanya dengan nada frustasi.
“Dirga! Kendalikan dirimu!” Elang berseru tajam, kedua tangannya mencengkeram kerah jaket yang Dirga kenakan.
Bola mata Dirga bergerak pelan, tatapannya jatuh pada iris coklat Elang yang menatapnya dengan mata membulat sempurna Dengungan di telinganya menghilang pelan-pelan, namun sesak masih terasa. Kesadarannya kembali perlahan, bersamaan dengan dengung menyakitkan yang menghilang sepenuhnya.
“Kamu baik-baik saja?” tanya Elang, kini suaranya melembut. Ketika dirasanya Dirga sudah lebih baik, perlahan ia melepaskan cengkeraman tangannya.
Dirga menatap orang di hadapannya itu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Lebih tepatnya, ia tak tahu harus berkata atau bebuat apa. Situasi yang berlangsung saat ini, sangat sulit baginya untuk menerima semua ini.
“Dirga,” panggil Elang sekali lagi, namun orang yang dipanggil masih bergeming.
Detik berikutnya, Dirga merasakan pening luar biasa. Hal terakhir yang dilihatnya adalah raut terkejut Elang ketika tubuhnya limbung ke depan. Ia jatuh tak sadarkan diri di atas dinginnya lantai rumah sakit yang menusuk hingga ke tulangnya.
-
Saat satu-persatu orang mulai pergi meninggalkan area pemakaman, Dirga memberanikan diri untuk menghampiri gundukan tanah yang masih basah itu. Dengan satu buket bunga di tangannya, bunga yang tak pernah ia lupakan bentuk dan maknanya. Hydrangea.
“Jika diingat lagi… kehadiran Bapak, membawa perubahan yang begitu besar dalam hidup saya. Bagaimana bisa… bagaimana bisa Bapak pergi begitu saja sebelum saya bisa membalasnya?” ujar Elang seraya berusaha menahan air matanya. Ditatapnya nisan baru itu dengan pandangan terluka. “Bahkan saya… tidak memiliki kesempatan untuk mengucapkan terima kasih.”
-