Mohon tunggu...
Salsabila Pragita
Salsabila Pragita Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

————

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hydrangea

24 Februari 2021   01:39 Diperbarui: 24 Februari 2021   01:43 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Kalau begitu selamat malam dan selamat beristirahat,” ujar Dirga, mengabaikan perkataan Lintang sebelumnya, ia menunduk singkat, hendak berjalan pergi. Namun suara Lintang menginterupsinya.

“Apa kamu sudah makan malam?” tanya Lintang tiba-tiba. “Haruskah saya mengundagmu untuk makan malam bersama?” Lintang menaikkan sebelah alisnya, tersenyum tipis seraya menunjuk rumahnya sendiri dengan ibu jari.

Dirga terdiam sejenak sebelum menjawab, “Maaf tapi saya tidak la-“

Kemudian suasana hening. Keduanya terdiam dengan wajah yang menunjukkan  raut berbeda. Dirga mengutuk dirinya sendiri, mengapa suara perutnya yang memalukan harus muncul di saat yang tidak tepat seperti ini?

“Hei… lihat siapa yang berbohong di sini,” Lintang berujar dengan menahan senyum gelinya.

Sementara Dirga berdehem pelan, bersikap seolah kejadian tadi tidak berefek apapun pada dirinya. “Mungkin lain kali,” balasnya. “Karena sekarang saya harus menemui siswa teladan utusan Bapak.”

“Utusan?” Lintang mengerutkan dahinya bingung.

“Ya, siswa yang sekarang berdiri di belakang Bapak.”

Lintang membalikkan badannya, mengikuti arah jari telunjuk Dirga. Saat itu didapatinya sosok Elang tak jauh dari tempatnya berdiri. Elang berdiri menatap dua orang di depannya itu dengan sorot bingung. Tak mengerti mengapa Dirga tiba-tiba menunjuknya, ditambah ekspresi terkejut di wajah Lintang ketika pandangan mereka bertemu. Dan yang lebih membingungkan adalah fakta bahwa ia mendapati Lintang berada di lantai gedung apartemen yang sama dengan Dirga. Apa mereka bertetangga? Begitu pikirnya.

Sementara Lintang masih bertahan dengan ekspresi terkejutnya. Sejak kapan Elang berdiri di sana? Apa dia menggunakan tangga darurat? Mengapa ia tak mendengar suara lift saat pintunya terbuka?

Lintang tertawa canggung, menatap Dirga dan Elang bergantian. “Saya tidak tahu jika kalian sedekat ini sampai Elang mengunjungi rumah Dirga malam-malam begini.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun