Mohon tunggu...
Salsabila Pragita
Salsabila Pragita Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

————

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hydrangea

24 Februari 2021   01:39 Diperbarui: 24 Februari 2021   01:43 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Ulasan apa?” Dirga balik bertanya, namun matanya masih terpejam.

Elang menghela napas kasar seraya memutar bola matanya, “Aku lihat kamu membaca pesan teks yang aku kirimkan. Jadi, apa pertanyaan itu perlu?” Elang justru kembali membalik pertanyaan.

“Belum,” jawab Dirga cepat, tanpa minat sedikitpun.

“Itu sudah terduga, justru aneh jika kamu melakukannya,” gumam Elang, namun dengan suara yang ia atur agar masih dapat terdengar oleh lawan bicaranya. “Kalau begitu, bagaimana pendapat kamu tentang filmnya? Jika dugaanku benar kamu pasti belum membaca novelnya.”

“Dugaanmu benar, aku hanya menonton Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, dan aku sudah lupa jalan ceritanya.”

“Lalu mengapa kamu tidak menonton ulang? Bukankah aku sudah menyuruhmu?” tanya Elang, berusaha menyembunyikan segala kejengkelan di balik suaranya yang datar.

“Kamu tidak menyuruhku,” jawab Dirga cepat, kini ia membuka matanya, menurunkan kaki yang semula berada di atas meja. “Tidak ada satupun dari kalimat dalam pesan teks yang berisi suruhan untuk menonton film-filmnya,” ujar Dirga, suaranya sedikit lebih tinggi dari ucapan-ucapan sebelumnya.

“Apa kamu tidak tahu apa yang disebut makna tersirat? ‘Aku harap kamu sudah menontonnya’ bukankah itu sudah jelas?”
Berbicara dengan Elang memang sulit, bahkan sangat. ‘Si jenius’ yang satu ini tidak akan pernah terkalahkan. Dirga mengakui hal itu, mengajaknya berdebat benar-benar pilihan yang salah.
“Iya aku tidak tahu! Minggir sana! Jangan menghalangi matahari!” seru Dirga kesal, ia kembali meletakkan kakinya di atas meja dan memejamkan matanya. Sementara Elang, yang masih dengan geras kepala terdiam di tempat, menatapnya jengah.

“Sebenarnya kamu ini sedang apa?” tanya Elang, kini raut tenang yang sejak tadi ia tunjukkan mulai memudar.

“Fotosintesis!” Dirga menjawab dengan malas.

“Manusia bukan makhluk autotrof. Dan setahuku, sampai saat ini belum ditemukan teknologi yang memungkinkan manusia untu mensintesis makanannya sendiri. Apa kamu bahkan tidak tahu tentang hal itu?” balas Elang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun