Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senin Yang Tertunda

1 Mei 2025   17:36 Diperbarui: 1 Mei 2025   17:36 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Pixabay: https://www.pexels.com

"Lila datang lagi?" tanyanya.

"Enggak," jawab kau.

"Kamu keliatan tenang."

"Aku abis menonton CCTV."

Hening.

Angin menggeser suara-suara kota. Dan Santi tak menyangkal. Dia hanya menghela napas.

"Aku dulu percaya pada revolusi. Sampai aku lihat satu persatu teman-temanku ditendang keluar. Mati kelaparan. Dikhianati. Jadi, ya. Aku ambil jalan tengah. Aku bantu mereka pecah. Tapi setidaknya, aku tahu siapa yang masih bisa mikir."

"Kamu pikir aku bisa berpikir?"

"Ya. Makanya kau masih hidup."

***

Kau ingin marah. Tapi tak bisa. Karena sebagian dari diri kau tahu, dia benar. Dunia ini bukan tentang benar dan salah. Tapi siapa yang bisa bertahan paling lama tanpa kehilangan segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun