Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senin Yang Tertunda

1 Mei 2025   17:36 Diperbarui: 1 Mei 2025   17:36 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Pixabay: https://www.pexels.com

"Kita bisa bicara? Sekarang."

Kau tidak jawab. Tapi kau keluar. Karena bagian dari diri kau masih ingin tahu: kenapa?

***

Kau temukan dia di tempat pertama kali kalian bertemu---teras rumah kontrakan kau, yang sekarang basah oleh gerimis. Dia berdiri di sana, mengenakan jaket kulit serta raut wajahnya yang tak lagi bisa kau percaya.

"Aku harus jelaskan," katanya.

Kau bersandar ke tembok. Diam. Kau ingin mendengarnya. Bukan karena masih cinta, tapi karena kau ingin tahu seberapa dalam pengkhianatan bisa dibungkus kata-kata.

"Aku dibayar, ya. Tapi awalnya aku beneran peduli," katanya. "Kamu tampak tulus. Aku pikir... aku bisa mengajakmu, lalu pergi. Tapi ternyata, aku suka kamu. Sungguh."

Kau tertawa. Keras. Bukan karena lucu. Tapi karena itu satu-satunya cara agar kau tak melempar sesuatu ke wajahnya.

"Jadi... kamu tidur denganku karena suka, atau karena target?"

Dia tak menjawab. Tapi diamnya sudah cukup.

"Pergi dari sini," kata kau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun