Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senin Yang Tertunda

1 Mei 2025   17:36 Diperbarui: 1 Mei 2025   17:36 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Pixabay: https://www.pexels.com

Kau pergi ke pabrik. Kau masuk ke ruang CCTV. Kau tahu password-nya---karena dulu kau pernah bantu teknisi ganti monitor.

Kau putar rekaman-rekaman lama. Tanggal demi tanggal.

Dan di sanalah dia.

Santi.

Bersama bos kau. Di ruang yang sama. Dengan Lila.

Tangannya menulis sesuatu. Tertawa. Menepuk pundak Arman. Menerima amplop.

Kau tak bisa bernapas.

Jadi benar. Revolusi bisa dijual. Bahkan oleh orang yang memberi kau balsem dan bubur ayam.

***

Sore itu, kau kembali ke atap pabrik.

Santi datang seperti biasa, membawa dua bungkus rokok kretek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun