Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Layang-layang (2)

8 Oktober 2021   13:08 Diperbarui: 8 Oktober 2021   13:09 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ada apa?"

"Mungkin Anda telah melanggar peraturan sekolah. Atau anak didik Anda telah mengganggu kelas lain karena menggunakan sistem yang Anda pertahankan." Jawab Bu Nita.

"Terima kasih."

Pak Herdi dengan santainya menuju ruang Kepala Sekolah. Paling-paling masalah kecil yang diadukan oleh Bu Nita. Bu Nita dari awal sudah tidak  akur dengan kelas kami. Ada saja yang ia adukan kepada Kepala Sekolah agar Pak Herdi tidak menjalankan cara pengajaran barunya di sekolah ini.

"Bapak memanggil saya? Ada masalah, Pak?" tanya Pak Herdi ketika masuk ke ruangan Kepala Sekolah.

"Bu Nita tadi mengatakan bahwa anak didik Bapak telah mengganggu kelas Bu Nita yang sedang belajar."

"Maaf, Pak. Memang saya sedang mengajarkan keterampilan di lapangan tetapi sejak awal kami berusaha tidak membuat keributa. Sedangkan lapangan dan kelas empat yang diajarkan Bu Nita berjarak lumayan jauh. Tidak mungkin kami mengganggu kelasnya Bu Nita." Ucap Pak Herdi menjelaskan.

"Baik. Mungkin ini ada kesalahpahaman. Saya akan memanggil Bu Nita."

Setelah Kepala Sekolah menyuruh petugas sekolah untuk memanggil Bu Nita di kelasnya. Bu Nita masuk ke ruangan Kepala Sekolah dengan bertunduk malu. Aku yakin Bu Nita telah berbohong.

"Bu Nita, apa yang Anda adukan tadi benar?" tanya Kepala Sekolah dengan tegas.

"Benar, Pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun