Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Layang-layang (2)

8 Oktober 2021   13:08 Diperbarui: 8 Oktober 2021   13:09 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mang Jana memotong bambunya hingga kecil-kecil. Hanya tinggal dipakaikan benang maka kerangka layang-layang pun akan terbentuk. Namun, Pak Herdi menyuruh kami hannya membawa bambunya saja. Nanti di sekolah baru dipasangkan benang.

"Kalian mau diajarkan membuat layang-layang?" tanya Mang Jana.

"Boleh juga." Ucap Rihad.

Kami pun diajarkan bagaimana caranya membuat layang-layang. Mulai dari membuat kerangkanya sampai pada kertas yang di tempel pada kerangka tersebut. Sudah hampir dua jam aku dan teman-teman berada di rumah Mang Jana. Dan waktu sudah sore. Aku berpamitan untuk pulang. Tetapi sebelum pulang aku dan teman-teman mengumpulkan uang untuk diberikan pada Mang Jana.

"Tidak usah. Mang Jana senang kalian mau main ke gubug ini." Tolak Mang Jana.

"Terima saja, Mang. Kami ikhlas. Tidak besar sih." Ucap Bagus.

"Bapak juga ikhlas. Koq hanya bambu, di sini mah banyak."

"Terima kasih, Pak. Kalau begitu, kami pamit dulu." Ucapku.

***

 Kami membawa bambu yang sudah dipotong banyak sekali. Mang Jana telah merapikannya. Aku dan teman-teman dengan hati riang menuju sekolah. Aku ingin segera membuat layang-layang. Bukan untuk memamerkan kemampuanku tetapi untuk memainkan layang-layang. Aku melihat teman-teman di perkampungan Mang Jana sepertinya asyik dan mnyenangkan. Meskipun aku sudah diajarkan Mang Jana tetapi aku masih belum mengerti.

Di perjalanan menuju ke sekolah, aku dan teman-teman berpapasan dengan Dani dan geng-nya. Mereka juga memakai sepeda ke sekolah. Mereka menghalangi perjalanan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun