Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Layang-layang (2)

8 Oktober 2021   13:08 Diperbarui: 8 Oktober 2021   13:09 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tetapi Pak Herdi sudah menjelaskannya. Jika ada masalah pribadi Anda terhadap Pak Herdi, Anda tidak boleh mengganggu Pak Herdi yang sedang mengajar anak didiknya. Anda bisa selesaikan masalah Anda di luar jam pelajaran." Lanjut Kepala Sekolah.

"Maaf, Pak. Saya telah berbohong. Saya hanya iri kepada Pak Herdi karena telah membuat anak didiknya bisa berprestasi dengan sistem yang diterapkan Pak Herdi."

Pak Herdi dan Bu Nita diperbolehkan keluar ruangan oleh Kepala Sekolah.

"Bu, seharusnya Ibu menjadi seorang guru bisa menjadi tauladan anak didiknya. Jasa seorang guru itu sangat besar. Jadi kalau Ibu bersikap seperti ini tidak baik untuk anak didik Ibu. Ibu boleh mengikuti sistem pengajaran yang saya pakai di kelas saya." Penjelasan Pak Herdi membuat Bu Nita malu sendiri.

"Baik, Pak. Maafkan saya dan terima kasih. Saya akan kembali ke kelas."

Setelah ada gangguan dari Bu Nita, Pak Herdi kembali ke lapangan untuk mengecek pekerjaan kami. Sudah hampir dua jam untuk pelajaran keterampilan kami lewati. Dan sudah hampir semuanya selesai membuat layang-layang. Aku dan teman-teman membuat layang-layang seperti ikan. Hiasan yang dibuat Bagus sudah kami tempelkan dan hasilnya sangat bagus. Sekarang, layang-layang tersebut tinggal diterbangkan.

"Bagus, anak-anak. Nanti kita bersama-sama menerbangkannya." Ucap Pak Herdi.

Aku tahu mengapa Pak Herdi menyuruh kami membuat layang-layang. Hidup itu seperti layang-layang. Ke mana pun layang-layang terbang tetapi ada yang mengendalikannya. Begitupun hidup. Kemana pun manusia pergi hanya Tuhan-lah yang mengendalikannya. Dalam setiap mata pelajaran, Pak Herdi selalu memberikan penjelasan. Apa hikmah di balik semua itu. Seperti saat ini, dalam pelajaran keterampilan membuat layang-layang, hikmahnya adalah apa yang aku katakan tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun