Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggagas Program Masa Orientasi Wajib Karakter Nasional untuk Usia SMP

18 Agustus 2025   16:47 Diperbarui: 18 Agustus 2025   16:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Dekonstruksi mitos "remaja labil"
Selama ini, masa remaja sering dicap sebagai fase rapuh, penuh kebimbangan, dan sulit dikendalikan.

Padahal, sejarah justru membuktikan bahwa usia belasan adalah usia emas keberanian, kreativitas, dan ketajaman visi.

Al-Fatih menembus benteng Konstantinopel, Newton merumuskan hukum-hukum abadi, dan Zuckerberg menulis kode yang mengubah cara manusia berinteraksi---semua dimulai di fase ini.

2. Energi eksplosif yang bisa diarahkan
Remaja memang sarat hormon, emosi, dan rasa ingin tahu---tapi itu bukan kelemahan.

Itu adalah energi nuklir sosial: jika diarahkan dengan sistem, ia menerangi dunia; jika dibiarkan liar, ia bisa menghancurkan dirinya sendiri.

Artinya, yang dibutuhkan bukan sekadar pengendalian, melainkan kanalisasi: memberi mereka medan perjuangan, tantangan nyata, dan tujuan besar.

3. Ladang penakluk zaman
Usia remaja adalah fase di mana imajinasi belum terkubur rutinitas, keberanian belum dilumpuhkan ketakutan, dan mimpi belum dipasung pragmatisme.

Jika Indonesia berani menjadikan usia belasan sebagai ladang pembibitan tokoh besar, maka masa depan bangsa ini bukan sekadar "mengikuti arus global," melainkan mengguncang sejarah.

Jadi pesan pamungkas bagian ini: remaja bukanlah generasi labil yang harus diawasi, melainkan generasi penakluk yang harus diberi arena.

C. Bonus Demografi cuma terjadi sekali, gagal = hilang selamanya

1. Fakta sejarah demografi
Setiap bangsa hanya diberi satu kali momentum bonus demografi: saat jumlah penduduk usia produktif mendominasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun