Pasangan yang ragu untuk melanjutkan terapi karena takut dihakimi,
Individu yang pernah selingkuh dan ingin berubah namun dibayang-bayangi rasa malu ekstrem,
Korban yang tidak ingin jadi "martir moral" tapi butuh jembatan untuk berdamai dengan pengalaman traumatis.
3. Integrasi Psikologi, Etika, dan Sosiologi dalam Terapi
Terapi berbasis spektrum mendorong integrasi beberapa disiplin:
Psikologi perkembangan: untuk memahami luka masa kecil yang ikut berperan dalam disfungsi relasi,
Etika relasional: bukan sekadar "boleh/tidak boleh", tapi sejauh mana sebuah tindakan memelihara atau melukai keutuhan batin dan saling percaya,
Sosiologi budaya: untuk menelaah bagaimana mitos cinta, tuntutan gender, dan beban budaya memengaruhi persepsi tentang perselingkuhan dan kesetiaan.
Dengan demikian, konselor dan terapis tidak hanya berperan sebagai penengah konflik, tetapi juga sebagai pemandu pertumbuhan eksistensial pasangan dalam menghadapi ambiguitas hidup bersama.
4. Kebutuhan Akan Pelatihan Khusus bagi Terapis
Agar pendekatan ini bisa diadopsi secara luas dan etis, perlu adanya: