Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setiap Orang Rentan Selingkuh dan Diselingkuhi

21 Juli 2025   12:37 Diperbarui: 21 Juli 2025   17:26 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana tubuh memiliki sistem imun untuk mengenali dan menetralisasi patogen, individu juga memiliki imunitas kesadaran---yakni kapasitas metakognitif dan spiritual untuk menyadari impuls, membedakan antara hasrat sesaat dan kebutuhan mendalam, serta memilih secara sadar tindakan yang sesuai dengan nilai inti dan integritas diri.

Imunitas kesadaran ini dibangun melalui proses reflektif, praktik pengelolaan emosi, dan kedewasaan spiritual. Dalam kajian moral-eksistensial, hal ini berkaitan dengan self-regulation, mindfulness, dan moral resilience yang memungkinkan seseorang untuk tidak terjerumus pada ilusi koneksi instan yang menggoda namun berpotensi destruktif.

Kelemahan pada sistem imunitas ini---misalnya karena kelelahan emosional, krisis identitas, atau trauma lama yang belum pulih---membuat individu lebih rentan "terinfeksi" oleh hubungan pseudo-intim yang muncul di luar relasi utama.

3. Sistem Relasional Terbuka: Dinamika Adaptif antara Batas, Kejujuran, dan Evolusi Relasi

Konsep sistem relasional terbuka tidak merujuk pada hubungan terbuka dalam pengertian poliamori, melainkan pada struktur relasi yang mampu beradaptasi secara dinamis terhadap perubahan kebutuhan, emosi, dan kompleksitas personal kedua belah pihak.

Dalam kerangka teori sistem (Bertalanffy, 1968), setiap relasi adalah sistem terbuka yang terus-menerus menerima input dari luar dan harus mampu mengatur ulang dirinya agar tetap stabil (homeostasis) tanpa menolak perubahan (entropi). Hubungan yang tertutup terhadap dialog emosional dan perkembangan individu masing-masing pasangan lebih berisiko mengalami stagnasi, represi, dan ledakan afeksi melalui pihak ketiga.

Sistem relasional terbuka mencakup:

  • Transparansi emosional dan intelektual

  • Kesediaan untuk mengevaluasi ulang kontrak emosional

  • Ruang dialog tentang ketidakpuasan dan kerinduan terdalam

  • Pengakuan atas keterbatasan masing-masing tanpa saling menghakimi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun