Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setiap Orang Rentan Selingkuh dan Diselingkuhi

21 Juli 2025   12:37 Diperbarui: 21 Juli 2025   17:26 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

C. Rekomendasi Desain Kebijakan Sosial dan Edukasi Publik

Perselingkuhan, dalam perspektif spektrum psiko-emosional yang telah kita bangun, tidak lagi cukup ditanggapi hanya sebagai isu moral privat atau skandal rumah tangga. Ia adalah gejala sistemik dari ketimpangan kesadaran, ketidakseimbangan relasi kuasa, dan kegagalan kolektif dalam membangun literasi emosional yang sehat. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan pun harus melampaui terapi personal atau fatwa moral. Diperlukan pendekatan kebijakan yang bersifat preventif, intervensional, dan edukatif dalam jangka panjang.

1. Desain Kebijakan Sosial yang Menyentuh Akar Masalah

Kebijakan sosial idealnya tidak hanya menanggapi "kasus" ketika sudah terjadi perselingkuhan, tetapi membentuk ekosistem sosial yang mengurangi faktor risiko dan meningkatkan daya tahan kolektif. Beberapa rekomendasi strategis meliputi:

  • Insentif untuk Layanan Konseling Relasi: Pemerintah dan lembaga asuransi sosial bisa memberikan subsidi atau integrasi layanan konseling pranikah dan terapi relasi ke dalam skema BPJS atau jaminan kesehatan psikososial.

  • Penguatan Keluarga sebagai Ekosistem Psikologis, bukan Sekadar Institusi Formal: Program bina keluarga tidak hanya soal pengasuhan anak atau ekonomi rumah tangga, tetapi juga menyentuh dinamika keintiman, trauma relasional, dan komunikasi pasangan.

  • Regulasi Etika terhadap Representasi Relasi dalam Media dan Iklan: Narasi relasi yang menjual manipulasi, posesivitas, dan pengkhianatan sebagai romansa harus dikritisi secara struktural oleh badan sensor dan etika komunikasi publik.

2. Strategi Edukasi Publik yang Spektral, Inklusif, dan Reflektif

Pendidikan publik soal relasi harus menyentuh semua lapisan masyarakat dan tidak menggurui. Pendekatan ini bisa dilakukan melalui:

  • Kampanye Naratif Spektral: Alih-alih memakai slogan normatif seperti "Stop Perselingkuhan", kampanye publik dapat menggunakan pendekatan naratif berbasis spektrum seperti: "Kenali Lapisan-Lapisan yang Membuatmu Tergelincir", "Cinta Bukan Sekadar Kesetiaan, Tapi Kesadaran", atau "Kapan Terakhir Kamu Bicara Jujur dengan Pasanganmu?"

  • Platform Digital Interaktif dan Mikro-Kelas Emosional: Pembuatan konten video pendek, podcast, dan mini-kelas online yang mengajarkan literasi emosi, komunikasi relasional, dan manajemen konflik dalam bentuk ringan namun mendalam.

  • Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun