Perselingkuhan permisif-kultural
 Didukung atau dimaklumi oleh norma sosial yang permisif atau patriarkal.
 Pencegahan: edukasi kesetaraan relasi, kritik budaya patriarki dan objektifikasi.
 Pengobatan: transformasi nilai personal, terapi nilai dan tanggung jawab sosial.
Memahami tipologi ini memudahkan intervensi yang presisi dan tidak menghakimi. Sama seperti dalam ilmu kedokteran, diagnosis yang tepat akan membuka pintu pada perawatan yang relevan dan efektif. Kesalahan terbesar adalah ketika semua bentuk pengkhianatan disamaratakan sebagai "dosa personal", tanpa menyelami konteks batin, relasi, dan sistem yang melatarbelakanginya.
Pada akhirnya, pencegahan terbaik adalah melalui pembangunan integritas relasi dan refleksi diri yang kontinu. Sebab relasi sehat tidak lahir dari kebetulan, tetapi dari pilihan sadar yang diulang setiap hari---untuk saling tumbuh, saling menjaga, dan saling pulang meski godaan kerap mengetuk dari arah yang tak terduga.
DAFTAR PUSTAKA
Glass, S. P. (2002). Not "Just Friends": Rebuilding Trust and Recovering Your Sanity After Infidelity. Free Press.
 Buku seminal yang membedakan antara affair emosional dan fisik serta menggambarkan spektrum dan dinamika kepercayaan yang rusak.Perel, E. (2017). The State of Affairs: Rethinking Infidelity. Harper.
 Menawarkan perspektif baru atas perselingkuhan sebagai ekspresi kompleks manusia dalam pencarian makna, gairah, dan identitas.Baumeister, R. F., & Leary, M. R. (1995). The Need to Belong: Desire for Interpersonal Attachments as a Fundamental Human Motivation. Psychological Bulletin, 117(3), 497--529.
 Memberikan dasar psikologis tentang kebutuhan keterhubungan yang dapat menjadi akar atau penangkal perselingkuhan.Beck, A. T. (2011). Cognitive Therapy of Personality Disorders. Guilford Press.
 Relevan untuk memahami kerentanan individual terhadap dinamika perselingkuhan berdasarkan distorsi kognitif dan skema maladaptif.Fisher, H. (2004). Why We Love: The Nature and Chemistry of Romantic Love. Henry Holt and Company.
 Memberikan landasan biologis dan neurokimiawi mengenai daya tarik dan ketertarikan romantik.Campbell, J. (2008). The Hero with a Thousand Faces. New World Library.
 Digunakan sebagai kerangka metaforis untuk menafsirkan krisis identitas dan transformasi dalam relasi melalui mitos dan arketipe.Frankl, V. E. (2006). Man's Search for Meaning. Beacon Press.
 Menyumbang dimensi eksistensial atas krisis dalam relasi dan pencarian makna di tengah disorientasi emosional.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!