Mengundang kedua belah pihak untuk mengurai lapisan demi lapisan dinamika yang telah terjadi,
Mencari titik-titik patah emosional dan dislokasi komunikasi yang mungkin terjadi jauh sebelum perselingkuhan berlangsung,
Memberikan ruang aman untuk menyuarakan ambivalensi, kesedihan, rasa bersalah, bahkan keinginan untuk bertahan atau meninggalkan relasi.
Pendekatan ini lebih menyerupai proses pembedahan luka psiko-emosional yang tidak kasat mata, dibanding sekadar penghakiman.
2. Membangun Model Terapi yang Inklusif terhadap "Zona Abu-abu"
Pendekatan spektrum mengakui bahwa:
Tidak semua bentuk kedekatan emosional dengan pihak ketiga adalah pengkhianatan,
Tidak semua tindakan fisik adalah ekspresi kebencian terhadap pasangan utama,
Tidak semua korban ingin atau mampu memutuskan relasi secara tegas.
Dengan mengakui ini, terapi menjadi tempat perawatan realitas, bukan pabrik penegakan idealisme relasional.
Model ini juga sangat membantu: