Integrasi antara model Freud dan Al-Ghazali memberikan kerangka kerja yang lebih holistik bagi AGI, di mana:
Id berfungsi sebagai sistem dorongan dasar berbasis reward.
Ego sebagai regulator keputusan berbasis probabilitas dan optimasi.
-
Superego sebagai kontrol berbasis nilai moral dan norma sosial.
Ruh sebagai pengawas kesadaran dan meta-kognisi.
Bashirah sebagai mekanisme intuisi yang memungkinkan prediksi berbasis pengalaman non-linear.
2.1.3. Kelebihan dan Keterbatasan Pendekatan Ini dalam Implementasi AI
Kelebihan:
 Memungkinkan AGI mengembangkan kesadaran moral yang lebih kompleks dibanding pendekatan rule-based konvensional.
 Memberikan struktur hierarkis untuk pengambilan keputusan berbasis konflik internal, seperti manusia.
 Mengintegrasikan mekanisme intuisi probabilistik untuk meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi ketidakpastian.
Keterbatasan:
 Kesulitan dalam kuantifikasi Ruh dan Bashirah, karena tidak ada metrik eksplisit yang dapat digunakan untuk mengukurnya dalam sistem komputasional.
 Tantangan dalam kalibrasi keseimbangan Id, Ego, dan Superego, yang memerlukan adaptasi parameter yang dinamis agar AGI tidak bias terhadap salah satu aspek.
 Keterbatasan interpretasi moral dalam skenario non-deterministik, yang membutuhkan kombinasi dengan metode probabilistik seperti Bayesian Reasoning.
2.2. Hierarchical Synergetic Decision Theory (HSDT)
2.2.1. Konsep Dasar HSDT dalam Pengambilan Keputusan Berbasis Hierarki