Mohon tunggu...
Andriyanie CB
Andriyanie CB Mohon Tunggu... Fiction Writer, Poetry Writer, Songwriter, Phonics Book Writer, Language and Linguistics Blogger, Shutterbug, Media Publicist for Indonesian Children's Talents

Ruang Fiksi, Puisi, dan Media Publikasi Talenta Anak Indonesia -- Follow IG: @andriyanie121

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Langit Jingga Terakhir

16 September 2025   07:02 Diperbarui: 16 September 2025   07:02 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: OpenAI)

Lira hanya bisa mendengus, tapi di dalam hatinya, ia merasa hangat. Raka tidak pernah menyadari betapa hal-hal kecil seperti itu membuat Lira ingin waktu berhenti lebih lama.

Hari-hari sekolah pun selalu diwarnai kebersamaan mereka. Belajar bersama, makan siang bareng, bahkan sekadar berbagi cerita tentang hal-hal sepele. Namun, entah sejak kapan, Lira mulai merasa sesuatu yang berbeda.

Setiap kali Raka tertawa, jantungnya berdebar lebih cepat. Setiap kali Raka memandang matanya lebih lama dari biasanya, tubuhnya terasa hangat. Ia tak lagi bisa menganggap Raka sekadar sahabat. Ada sesuatu yang tumbuh pelan-pelan, diam-diam, di sudut hatinya.

Suatu malam, ketika mereka belajar bersama di rumah Lira, Raka tertidur di meja. Wajahnya yang tenang membuat Lira menatap lama. Ia merasakan dorongan aneh untuk menyentuh rambut Raka, tapi segera menarik tangannya kembali.
"Kenapa sih aku begini...?" bisiknya pada diri sendiri.

Ia tahu, seharusnya ini tidak terjadi. Mereka bersahabat sejak lama, dan Lira takut perasaannya justru merusak segalanya. Namun semakin ia mencoba menolak, semakin kuat pula perasaan itu tumbuh.

Dan Lira tak tahu, bahwa benih cinta yang ia simpan rapat-rapat ini kelak akan menjadi sumber luka yang tak pernah bisa ia sembuhkan.

BAB 3: HADIRNYA ADINDA

Hari itu, suasana kelas lebih riuh dari biasanya. Guru wali kelas memperkenalkan seorang siswi baru yang baru pindah dari kota lain.
"Anak-anak, kenalkan, ini Adinda. Mulai hari ini, dia akan bergabung di kelas kita. Tolong bantu dia menyesuaikan diri, ya."

Semua mata tertuju pada gadis baru itu. Adinda berdiri dengan senyum manis, rambut panjangnya terurai rapi, penampilannya anggun. Ia menyapa dengan suara lembut, membuat beberapa murid berbisik kagum.

"Silakan duduk di sebelah Raka," kata guru.

Lira yang tadinya santai, langsung menoleh. Matanya membesar. Sebelah Raka adalah kursi yang biasanya kosong karena alasan teknis pembagian bangku. Kini, tempat itu diisi oleh gadis baru dengan wajah menawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun