Mohon tunggu...
Andriyanie CB
Andriyanie CB Mohon Tunggu... Fiction Writer, Poetry Writer, Songwriter, Phonics Book Writer, Language and Linguistics Blogger, Shutterbug, Media Publicist for Indonesian Children's Talents

Ruang Fiksi, Puisi, dan Media Publikasi Talenta Anak Indonesia -- Follow IG: @andriyanie121

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Langit Jingga Terakhir

16 September 2025   07:02 Diperbarui: 16 September 2025   07:02 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: OpenAI)

SINOPSIS

Sejak kecil, Raka dan Lira adalah dua sahabat yang tak terpisahkan. Mereka tumbuh bersama, berbagi canda, mimpi, dan rahasia kecil yang hanya mereka berdua tahu. Namun, di balik tawa yang mereka bagi, Lira menyimpan sebuah perasaan yang tak pernah berani ia ucapkan-cinta yang diam-diam tumbuh semakin dalam.

Hingga hadirnya Adinda, siswi baru yang mengubah segalanya. Raka jatuh hati, dan Lira hanya bisa menelan luka dalam diam. Saat akhirnya ia berani mengungkapkan isi hatinya, semua sudah terlambat. Raka menolaknya dengan alasan persahabatan, sementara hatinya perlahan condong pada orang lain.

Tak sanggup menahan perih, Lira memilih pergi. Namun takdir mempertemukan mereka kembali dalam keadaan yang tak pernah mereka bayangkan: Lira terbaring rapuh di rumah sakit, menunggu detik-detik terakhir hidupnya. Dalam senja yang muram, ia akhirnya mendengar kata-kata yang selama ini ia tunggu dari Raka-kata cinta yang datang terlalu terlambat.

Raka harus menjalani sisa hidupnya dengan luka yang tak pernah sembuh. Tahun demi tahun berlalu, namun kenangan tentang Lira tetap hidup dalam setiap senja yang ia pandangi. Hingga akhirnya, di senja terakhir hidupnya, Raka menemukan ketenangan-dan cinta yang abadi.

"Langit Jingga Terakhir" adalah kisah tentang persahabatan, cinta yang tak pernah sempat terucap tepat waktu, dan kesetiaan yang bertahan hingga keabadian. Sebuah novel yang akan membuatmu tersenyum, menangis, dan merenungkan arti kehilangan.

BAB 1: DUA SAHABAT

Hujan baru saja reda ketika bel pulang sekolah berbunyi. Suasana halaman SMP itu masih basah, aroma tanah dan dedaunan bercampur dengan riuh langkah siswa yang tergesa-gesa pulang. Di antara kerumunan itu, Raka tampak berjalan santai sambil menenteng tasnya dengan satu tangan.

"Rak, cepat dong, keburu ujan lagi," suara seorang gadis memanggilnya dari arah belakang.

Raka menoleh, lalu tertawa kecil. "Lira, kamu ini, baru juga reda, kok takut banget kehujanan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun