Mohon tunggu...
Abdurrahman
Abdurrahman Mohon Tunggu... Peneliti Madya di SegiPan (Serikat Garda Intelektual Pemuda Analisis Nasionalisme)

Tertarik dengan kajian kebijakan publik dan tata pemerintahan serta suka minum kopi sambil mengamati dengan mencoba membaca yang tidak terlihat dari kejadian-kejadian politik Indonesia. Sruput... Kopi ne...!?

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dari Kolonialisme ke Kontrak Global: Bagaimana Trump Menantang Globalis Order

26 September 2025   10:52 Diperbarui: 26 September 2025   10:52 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS Donald Trump berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80, di New York City, AS, 23 September 2025. (REUTERS/Alexander Drago)

Memperluas instrumen pembiayaan domestik melalui sovereign wealth fund dan instrumen pasar modal syariah.

Memperkuat peran Bank Indonesia dan LPS dalam manajemen krisis, agar tidak mudah dipaksa tunduk pada conditionalities IMF.

Meningkatkan cadangan devisa berbasis komoditas strategis (emas, nikel, batu bara, CPO) untuk memperkuat bargaining power dalam transaksi global.

2. Narrative Defense & Diplomasi Publik

Indonesia harus menyadari bahwa perang narasi sama pentingnya dengan instrumen ekonomi.

Mengembangkan pusat narasi strategis (strategic narrative center) untuk mengartikulasikan kepentingan nasional dalam isu HAM, lingkungan, dan demokrasi dengan perspektif Nusantara.

Mengoptimalkan media nasional dan diplomasi publik (digital diplomacy) untuk melawan stigmatisasi internasional, misalnya dalam isu sawit, deforestasi, atau Papua.

Menguatkan posisi di forum multilateral dengan narasi konsistensi: keadilan global, pembangunan berkelanjutan, dan inklusivitas.

3. Standard Setting: Indeks Nusantara

Indonesia tidak boleh hanya menjadi penerima standar global (OECD, IFRS, ESG), melainkan pencipta standar alternatif.

Menginisiasi Indeks Nusantara sebagai standar nasional yang menilai kinerja pembangunan berdasarkan keseimbangan ekologis, kearifan lokal, dan kedaulatan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun