Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Calon Mertua Ketus ke Laut Aje!

23 Agustus 2025   14:32 Diperbarui: 27 Agustus 2025   06:51 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mertua dan menantu. (Shutterstock/Monkey Business Images)

Aduuh, topik pilihan kali ini sungguh men-trigger diriku! Hahaha. Yaahh, maklum abis cuci baju dan setrika, badan mau selonjor bentaran, scroll HP, buka Kompasiana, mak dhuaaarr, dapat "tantangan" buat nulis soal calon mertua. Auto bangun, dan nyalain laptop!

Disclaimer dulu, mertuaku baik. Baiiikk banget, bapak dan ibu mertua sama-sama baiknya. Malah, mantunya ini yang rada-rada toyorable, wkwkw. Tapi, kalo soal pengalaman dan opini seputar (calon) mertua ketus, aku punya buanyaaaakkk cerita dan curhatan dari teman/ saudaraku. 

Intinya begini, dah. Calon mertua tuh manusia yang punya peranan super duper extra penting, ya. Jangan dikira kita menikah cuma sama pasangan/ pacar doang. Pernikahan di Indonesia itu artinya: Kita Menikah dengan Keluarganya. Bahkan dalam beberapa kasus, kita menikah dengan Keluarga Besarnya. 

Maaf ya Adek-adek.... Tante Nurul bukannya mau nakut-nakutin, atau bilang kalo "marriage is scary" bukaaaann. Aku cuma mau membuka mata kalian, bahwa ya begitulah kondisi pernikahan dan rumah tangga di Indonesia. Jangankan calon mertua... ha wong pakde, bude, bulek, paklik/ om pasangan kalian aja nih, sangat bisa mengintervensi jalannya rumah tangga.

Lah, kan bisa bodoamat?

Ohhh, tydack bisaaaa. Selama kalian masih bernapas di teritori bernama INDONESIA, jangan harap kalian bisa lepas dari "cengkraman" keluarga besar.

Oke, back to the topic. Kenapa sih, beberapa (calon) mertua tuh memutuskan untuk menjadi ketus? Ada beberapa alasan:

(1). Menguji mental belaka. Aslinya mereka tuh baik. Budi pekerti luhur. Hanya saja, macam senior pas Ospek gitu dah, pengin agak drama dikit. Ngetes ketahanan mental calon menantunya. Seberapa agile nih bocah, dan apakah punya daya juang tinggi untuk menunjukkan bahwa "Hey, aku ini orang yang cocok buat jadi menantu Anda!"

(2). Karena overthinking anaknya bakal "pindah kepemilikan". Yeah, paham kan maksudnya. Bertahun-tahun si bocah ada dalam penguasaan ortu. Eh, mendadak ada "orang asing" yang bermaksud untuk mengajak bangun mahligai rumah tangga. Itu artinya, si bocah bakal berpindah tempat tinggal. Nggak bisa 24/7 ketemu ama ortu. Nggak bisa diminta tolong setiap saat setiap waktu. Nggak ada lagi yang bisa diajakin curhat atau bikin indomie kuah pedas malem-malem. Hyaaaaa, nanti nasibku gimanaaaa. Akhirnya, si calon mantu itu yang jadi korbaan "pelampiasan overthinking" dan diketusin deh.

(3). Aslinya emang ketus. Ini yang rada repot, shaayyy Ada orang-orang tertentu yang by default ketus, alias yha bawaan orok aja. Ada yang mukanya bitchy banget, walopun orang tersebut lagi diam, tapi kayak ada aura ketus yang entah nongol dari mana dah. Diem aja ketus, apalagi kalo dah ngomong, beughh berasa kena sembur cipratan api neraka jahanam!

Ilustrasi Foto: Para Calon Menantu Masa Depan Belajar Renang  (dok. Bukanbocahbiasa.com)
Ilustrasi Foto: Para Calon Menantu Masa Depan Belajar Renang  (dok. Bukanbocahbiasa.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun