Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Lahirnya Air dan Api

9 Desember 2018   06:51 Diperbarui: 9 Desember 2018   06:59 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bedebah kurang ajar kau Iblis Jompo! Aku adalah pimpinan kedua tertinggi dari Sayap Sima setelah Ki Tunggal Jiwo.  Apa buktinya kami memberontak dan kewenangan macam apa yang kau punya sampai sampai kau berani menjatuhkan hukuman kepada kami...?!" Bentak Dyah Puspita dengan gagah sambil membusungkan dadanya yang penuh.  Namun buru buru membenahi sikapnya ketika sadar hampir semua mata melotot ke arah tubuhnya.

Dewi Mulia Ratri tersenyum mengejek dan maju ke depan," Hei orang tua buruk rupa!  Aku tidak punya hubungan apa apa dengan mereka.  Aku juga tidak peduli dengan Majapahit.  Jangan asal tuduh seenaknya saja!"

Kali ini yang terbengong bengong melihat gadis jelita ini marah marah hanya dua orang, yaitu Arya Dahana dan pemuda tampan terpelajar.  Keduanya menatap Dewi Mulia Ratri dengan tak berkedip.  Arya Dahana baru menyadari ada gadis cantik ini di pihak Dyah Puspita.  Dia tidak mengenalnya sama sekali.  Tapi jantung di dadanya seperti terkena aliran petir melihat kecantikan dan keberanian gadis ini.  

Dyah Puspita yang tanpa sengaja melihat sikap pemuda ini kemudian bergerak ke samping dan berdiri di depan Arya Dahana untuk menutupi pandangannya ke arah Dewi Mulia Ratri.

Pemuda tampan terpelajar itu lebih aneh lagi.  Dia seperti orang linglung menatap Dewi Mulia Ratri.  Bahkan mulutnya ternganga terbuka tanpa dia sadari sedari tadi. Seandainya lalat masukpun dia pasti tidak akan menyadarinya sebelum tersedak terbatuk batuk karenanya.

Argani tertawa terbahak bahak.  Otaknya yang licik memang sengaja menyuruhnya mengulur waktu.  Dia tahu bahwa jika pertempuran saat ini dilanjutkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama, meskipun dia yakin bahwa pihaknya pasti menang.  Dia akan menunggu sebentar lagi sampai bala bantuan datang.  

Dia akan mengambil kesempatan pada saat pertempuran terjadi nanti untuk mencapai tengah danau terlebih dahulu karena waktu yang dimantrakan oleh Bungkuk Misteri mengenai kemunculan kitab sakti itu telah hampir tiba.  Yaitu saat matahari bermandikan jingga di sudut Semeru.  Dua temannya bukannya tidak tahu rencana di balik otak licik itu, namun mereka pun masing masing telah menyiapkan rencana tersendiri untuk merebut kitab sakti itu.

"Gadis cilik...aku sudah memutuskan atas nama Sayap Sima.  Kalian semua dan kucing hutan itu adalah pemberontak kerajaan Majapahit.  Tidak ada hal apapun yang bisa mengubah keputusanku ini!"

Dyah Puspita memegang tangan Dewi Mulia Ratri ketika dilihatnya dara jelita itu sudah akan menerjang Argani," Sabar adik cantik...jangan terburu nafsu.  Aku tahu ada sesuatu yang sedang direncanakan iblis licik itu."

Dewi Mulia Ratri menatap Dyah Puspita.  Dilihatnya sorot mata tulus di situ.   Dia mengangguk maklum dan mundur dari tempatnya.  Dyah Puspita berpikir sejenak, dia sangat mengenal mereka sebagai orang orang yang sangat licik.  Hanya saja dia tidak yakin kenapa mereka belum juga memulai serangan meskipun posisi mereka amatlah kuat sekarang.  Ada sesuatu yang salah di sini.  

Sebelum dia berpikir dan menganalisa lebih jauh.  Terdengar derap banyak kaki kuda menuju tempat itu.  Didahului oleh kelebatan kelebatan bayangan beberapa sosok yang telah tiba dan berdiri di samping Argani.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun