Jakarta- Dalam rangka memperingati Dies Natalis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke 70 yang bertajuk "Kobarkan Spirit Berdikari
YUDYA PRATIDINA MARHAENIS!
Peringatan HUT PDI Perjuangan diwarnai dengan titik nadir relasi dengan Presiden Jokowi.
YUDYA PRATIDINA MARHAENIS!
YUDYA PRATIDINA MARHAENIS! GMNI JAYA! MARHAEN MENANG!
Marhaenisme Penuntun Perjuangan & Cahaya Penerang Masa Depan Bangsa Indonesia
Meneguhkan Kembali YUDYA PRATDINA MARHAENIS untuk Membangun TATANAN MASYARAKAT ADIL DAN MAKMUR
Kembali menjadi "partai pelopor" bukan hanya tentang menjaga kepentingan politik, tetapi juga tentang menjalankan tanggung jawab moral
Marhaenisme merupakan ideologi sosialisme Indonesia yang tumbuh dan berkembang pada masa pergerakan nasional Indonesia
Kebijakan Anies Baswedan terkait ketenagakerjaan atau perburuhan sangat kental dengan ideologi kerakyatan Bung Karno, Marhaenisme.
Oleh: Angga Dayu Satria (Ketua Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia-GmnI Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Gerakan Marhaenis semakin banyak mendapat pengikut di masyarakat dengan tujuan mempromosikan kesetaraan dan keadilan sosial
Pemikiran Soekarno dalam Memperjuangkan "Wong Cilik"
Buku yang unik untuk di baca dan menjadi renungan kita tentang keterikatan kita pada internet.
Islam mengajarkan agar kita membela kepentingan rakyat kecil, seperti Marhaenisme yang menjadikan kaum marhaen sebagai tujuan perjuangan.
Korupsi dan ketidakadilan merebak. Mari kita cermati Marhaenisme, ajaran founding father Bung Karno, tentang nilai-nilai kebangsaan.
Bertani sebagai bentuk praktek sosiokultural Indonesia yang hidup sejak awal kehidupan manusia Nusantara
Bung Karno menulis bahwa seorang nasionalis yang enggan bekerja sama dengan kaum Marxis karena kurangnya pengetahuan tentang dinamika politik
Ekonomi politik Indonesia membutuhkan kemandirian agar Indonesia hidup maju dan merdeka.
Barangsiapa yang menerima Pancasil, ia sekaligus menerima dan berkomitmen untuk bekerjasama menghancur-leburkan sisa-sisa Nekolim di muka bumi.