Horor Radiasi Cs-137 di Cikande 875.000 Kali Lipat dari Normal: Alarm Keras di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Prolog: Udang Beku, Alarm Internasional

Pada Agustus 2025, dunia dikejutkan oleh kabar penolakan impor udang beku asal Indonesia oleh Amerika Serikat karena ditemukan kandungan radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Ini bukan sekadar masalah dagang. Ini adalah peringatan keras bahwa sistem pengawasan bahan radioaktif di Indonesia tengah menghadapi ujian serius - dan itu terjadi tepat pada 1 tahun pemerintahan Prabowo Gibran, ketika visi industrialisasi besar-besaran dan ekspor unggulan sedang digalakkan.

Udang hanyalah pemicu. Dari satu kontainer ekspor yang tertolak, terungkap jaringan kontaminasi yang jauh lebih dalam dan luas - berpusat di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, yang menampung lebih dari 270 perusahaan dari berbagai sektor strategis.

Babak Kontaminasi: Tanggal, Titik, dan Sumber

Penemuan Awal

Investigasi dimulai setelah FDA Amerika Serikat mendeteksi radioisotop Cs-137 pada produk udang asal Indonesia. Pemerintah Indonesia pun melakukan pemindaian radiasi di kawasan industri tempat udang tersebut diolah dan disuplai. Hasilnya mengejutkan: 22 fasilitas produksi di kawasan Cikande terdeteksi mengandung radiasi di atas ambang batas aman.

Lokasi & Skala

Kawasan Modern Cikande seluas 3.175 hektare merupakan salah satu sentra industri terbesar di Indonesia. Di antara perusahaan-perusahaan di sana, PT PMT diduga menjadi sumber utama kontaminasi, melalui aktivitas peleburan logam bekas (scrap metal) yang tanpa disadari mengandung Cesium-137 - isotop radioaktif berumur paruh 30 tahun yang biasanya digunakan dalam industri dan medis.

Intensitas Radiasi

Di salah satu titik kawasan, tingkat radiasi mencapai 33.000 mikrosievert per jam (Sv/jam) - sekitar 875.000 kali lipat radiasi alamiah. Angka ini tergolong ekstrem dan menempatkan kawasan tersebut dalam kategori bahaya tinggi, bahkan tanpa kontak langsung dengan sumber radiasi.