Ngobrolin Disleksia dimana huruf seakan-akan menari-nari diatas kertas
Rendahnya literasi dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan disleksia, karena disleksia dibawa seumur hidup, akan berpengaruh pada jenjang berikutnya
Gagasan itu pun terwujud. Setiap tahun sejak itu, semakin banyak sekolah, komunitas, dan tempat kerja yang bergabung.
Mahasiswa UNESA ciptakan BIPER, media belajar inklusif dari limbah perca untuk bantu anak disleksia lebih percaya diri membaca! Ramah lingkungan pula!
Dari puzzle hingga imajinasi, dua anak disleksia mengajarkan arti sejati pendidikan bermutu di abad 21
Disleksia bukan masalah kecerdasan, melainkan cara otak memproses informasi yang berbeda. Dengan strategi yang tepat, anak disleksia dapat berkembang
Disleksia bukanlah soal malas, bodoh, atau kurang berusaha. Ia adalah soal “kode” yang terdistorsi sejak awal.
Prestasi bukan bukti kesehatan jiwa. Luka terdalam sering tersembunyi di balik senyum dan keberhasilan. Sudah saatnya kita berhenti menilai dari hasil
disleksia bukan penyakit, melainkan perbedaan cara otak memproses informasi.
Peluang mahasiswa untuk terus berkembang dan memajukan pendidikan yang inklusif melalui lomba essai tingkat nasional.
Jika kita bisa membantu anak ADHD merasa cukup dalam dirinya, mereka tak akan mencari ‘cukup’ itu dalam botol, rokok, atau layar.
Di balik gemerlap panggung dan indahnya alunan nada, tersembunyi sebuah kisah perjuangan luar biasa dari seorang anak muda bernama Kenneth Trevi. Buka
"Saya tidak ingin menjadi versi sempurna yang disukai semua orang. Saya ingin menjadi diri saya sendiri dengan segala riuh dan senyapnya."
“Disleksia bukan akhir dari cerita. Ia adalah halaman awal dari babak hidup yang berbeda lebih jujur, lebih keras, namun juga lebih penuh warna.”
“Disleksia bukan tentang kekurangan. Ini tentang perbedaan cara melihat dunia dan dunia belum siap memahami keindahan dari perbedaan itu.”
Ketidakmampuan Membaca (Disleksia) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan AnakFika Safitri, Faris Naufal Ali, Eva LatipahUniversitas Islam Negeri Sunan K
sudahkah kita benar-benar mengenali anak-anak di sekitar kita? Ataukah kita masih memaksa mereka membaca dunia dengan cara yang bukan milik mereka?
“Kita tidak perlu menjadi sempurna untuk membuat perubahan. Kita hanya perlu cukup berani untuk tidak diam.”
Dunia tidak berubah oleh mereka yang ikut aturan, tapi oleh mereka yang cukup berani untuk mempertanyakan kenapa aturan itu ada.
Aku tidak datang untuk mengubah dunia. Aku datang agar anak-anak yang seperti aku tak lagi merasa harus mengubah dirinya agar bisa diterima oleh dunia