Mohon tunggu...
LADOFA DOREDO
LADOFA DOREDO Mohon Tunggu... Penulis

Pengamat Musik

Selanjutnya

Tutup

Music

Kenneth Trevi Melampaui Batas Disleksia, Wujudkan Mimpi Jadi Penyanyi Profesional

7 Agustus 2025   16:27 Diperbarui: 30 Agustus 2025   19:38 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bandung, - Di balik gemerlap panggung dan indahnya alunan nada, tersembunyi sebuah kisah perjuangan luar biasa dari seorang anak muda bernama Kenneth Trevi. Bukan sekadar penyanyi berbakat, Kenneth adalah penyintas disleksia dengan sederet gangguan neurologis kompleks yang tidak pernah mematahkan semangatnya untuk bermusik, seperti disampaikan oleh Kenneth Trevi kepada awak media pada Rabu (6/8/2025).

Kenneth Trevi lahir di Bandung pada 23 Oktober 2012, dari pasangan Hendri Luis (asal Bandung), dan Yuly (lahir di Medan dan besar di Padang). Di bawah naungan label Senada Digital Records, Kenneth kini telah menapaki jalannya sebagai penyanyi profesional. Kisahnya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang hidup dengan keterbatasan.

Semua berawal saat Kenneth berusia sekitar 9 tahun. Secara spontan, ia mengikuti audisi pencarian vokalis band di sekolahnya, Lentera Bangsa School. Meskipun belum pernah bernyanyi sebelumnya, keberaniannya membuahkan hasil, para juri terpukau, dan Kenneth pun terpilih sebagai vokalis band. Melihat potensi nya, sang ibu, Yuly, menawarkan les vokal, dan Kenneth pun menyambutnya dengan semangat tinggi.

Namun di balik kemajuan itu, Kenneth tidak lepas dari tantangan besar. Bagi Kenneth, tantangan terbesar bukanlah menghafal lirik lagu. Ia justru kesulitan memahami makna kata-kata abstrak, kesimpulan lagu, hingga emosi yang terkandung dalam lirik, semuanya akibat dari gangguan bahasa ekspresif, gangguan sosial-emosional, gangguan komunikasi fungsional, dan gangguan perilaku kompleks yang menyertainya.

"Kesulitan memahami makna lagu membuat aku jadi susah menjiwai. Akibatnya, penampilan live-ku sering dianggap aneh atau tidak maksimal," ungkap Kenneth jujur.

Meski begitu, Kenneth tak pernah menyerah. Ia terus berjuang mengelola anxiety disorder, kesulitan fleksibilitas yang kaku, hingga kebingungan saat menerima banyak input suara di sekitarnya. Hal ini kerap membuatnya tampak tak percaya diri. Namun ia sadar, perubahan tak datang seketika.

"Aku harus terus sedikit demi sedikit memperbaiki diri, walau tidak mudah. Tapi aku berharap akan selalu ada orang-orang yang bersedia mencarikan strategi terbaik buatku," kata Kenneth dengan penuh harap.

Perjalanan Kenneth semakin berkembang saat ia bergabung dengan program Superkids Bandung, dan kemudian masuk ke label Senada Digital Records. Di sinilah titik balik dimulai, proses belajar, rekaman, hingga merilis karya musik orisinal. Perjalanannya bukan hanya tentang hasil, melainkan tentang proses dan pertumbuhan.

"Kalau lihat video aku dari awal gabung sampai sekarang, aku memang masih terlihat berbeda. Tapi aku bertumbuh," ujar Kenneth penuh percaya diri.

Bagi ibunda Kenneth, Yuly, perjalanan ini adalah perjuangan panjang penuh air mata, harapan, dan keajaiban. Ia sudah mulai merasakan perbedaan sejak Kenneth berusia 13 bulan, dan sejak usia 18 bulan, Kenneth menjalani terapi yang intensif.

"Dari awal kami tahu, akan sangat sulit bagi Kenneth menjalani akademik dan talenta secara bersamaan. Tapi saat melihat dia bisa memainkan lagu di keyboard hanya dengan mendengar, aku percaya ini adalah anugerah Tuhan yang tidak boleh disia-siakan," kisah Yuly haru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun