"Sore itu, ruang tamu kami berubah jadi panggung kecil. Anak saya berputar sambil tertawa, suami ikut bergoyang, dan dari speaker terdengar lagu yang sedang viral Tabola Bale. Entah kenapa, setiap kali musik itu diputar, penat seolah ikut menari pergi."
Sudah sebulan lebih lagu Tabola Bale memenuhi rumah kami. Awalnya hanya ikut tren di media sosial. Tapi lama-kelamaan, lagu dengan ritme cepat, lirik sederhana, dan nada yang menempel di kepala itu benar-benar jadi tempat "naik napas" sekeluarga.
Ternyata, bukan hanya keluarga kami yang larut dalam irama ini. Di banyak rumah di Indonesia, Tabola Bale juga menjadi teman kebahagiaan sederhana.
Dari Viral di TikTok ke Ruang Keluarga
Beberapa minggu terakhir, nama Tabola Bale hampir pasti muncul di linimasa. Lagu karya Silet Open Up, grup musik asal Nusa Tenggara Timur (NTT), menembus berbagai platform digital dan memantik rasa penasaran publik.
Menurut laporan Spotify Charts Indonesia (Agustus 2025) yang dikutip media hiburan, lagu ini masuk daftar lagu daerah paling populer dengan jutaan pemutaran sejak pertengahan tahun.
Sementara di TikTok Creative Center (September 2025), sound Tabola Bale telah digunakan lebih dari 250 ribu kali untuk video kreatif dari anak sekolah hingga pekerja kantoran yang mencari hiburan singkat.
Popularitasnya bahkan menembus panggung nasional. Pada upacara HUT Kemerdekaan RI ke-80 tahun 2025, lagu Tabola Bale dinyanyikan langsung oleh grup Silet Open Up di hadapan Presiden dan para peserta upacara di Istana Merdeka.
Momen itu menjadi salah satu sorotan publik: ketika irama ceria khas Nusa Tenggara Timur mengalun, Presiden dan tamu undangan spontan ikut bergoyang kecil mengikuti hentakan musik.
Suasana yang biasanya khidmat berubah hangat dan meriah, seolah mengingatkan bahwa kemerdekaan juga bisa dirayakan dengan tawa dan tarian. Dari Kupang hingga Jakarta, semangat Tabola Bale menjalar menghadirkan keriangan khas Timur Indonesia di panggung persatuan nasional.
Fenomena ini menarik. Di tengah dominasi musik pop urban dan remix global, lagu dengan bahasa daerah dan aransemen sederhana justru mencuri hati lintas generasi. Bukan karena liriknya rumit, tetapi justru karena kesederhanaannya terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari.