Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Pendidik, Penulis, dan Penggerak Literasi

Guru, penulis dan penggerak literasi yang percaya menulis adalah jejak sejarah diri sekaligus warisan nilai bagi generasi muda.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Gagal Move On dari Tabola Bale: Saat Musik Jadi Terapi Jiwa Keluarga

8 Oktober 2025   08:00 Diperbarui: 8 Oktober 2025   20:58 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irama Tabola Bale menghadirkan tawa dan kebersamaan di ruang keluarga musik dari Timur yang menyatukan hati. Sumber: Dokpri - Gen AI

Dulu saya berpikir bahwa kebahagiaan anak harus diwujudkan lewat hal besar: liburan, mainan, atau hadiah mahal. Tapi lewat Tabola Bale, saya diingatkan bahwa kebahagiaan bisa lahir dari hal kecil musik, tawa, dan gerakan sederhana bersama.

Dalam psikologi keluarga modern, konsep ini dikenal sebagai micro-moments of connection momen kecil yang menyuburkan kedekatan emosional antaranggota keluarga.

Menurut John Gottman Institute (2024), keluarga yang secara rutin menciptakan momen kebersamaan sederhana (seperti bernyanyi atau menari bersama) memiliki tingkat kebahagiaan 35 % lebih tinggi dibanding yang jarang melakukannya.

Mungkin Tabola Bale hanyalah lagu viral. Namun di banyak rumah, ia menjadi jembatan antara stres dan tawa, antara kesibukan dan kedekatan.

Belajar Bahagia dari Lagu Sederhana

Saya mulai berpikir: mungkin kita terlalu sering mencari healing di luar diri. Padahal musik seperti Tabola Bale menunjukkan bahwa bahagia bisa diciptakan, bukan dicari.

Coba berhenti sejenak, putar musik yang ringan, dan biarkan tubuh ikut bergerak tanpa beban. Dalam setiap ketukan dan tawa, ada proses pemulihan yang berlangsung pelan, lembut, tapi nyata.

Lagu ini mengingatkan saya bahwa kesederhanaan bukan tanda kekurangan, melainkan cara paling jujur untuk menikmati hidup. Bahagia itu ternyata tidak serumit yang kita bayangkan.

Selama Masih Ada Musik, Hidup Tak Akan Sepi

Setiap kali Tabola Bale mengalun, saya merasa seperti diingatkan kembali pada hakikat keluarga: tempat kita boleh lelah, tapi juga boleh menari.

Sore itu mungkin sudah lewat, tapi gema Tabola Bale di ruang tamu kami tetap bergema pengingat bahwa kebahagiaan bisa sesederhana menari bersama.

Mungkin suatu hari musik ini akan tergeser tren baru. Namun kenangan yang ditinggalkannya akan tetap hangat: sore-sore penuh tawa, gerakan tak sinkron, tetapi hati yang saling selaras.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun