“Ini,” kata Munisai memberikan sebuah belati dan potongan kayu sepanjang setengah kaki.
“Bikin tusuk gigi,” perintahnya.
Bennosuke menerima belati dan potongan kayu itu dari tangan ayahnya.
“Semuanya?” tanyanya.
“Tentu saja tidak. Cukup dua ratus batang saja,” jawab Munisai.
“Untuk apa banyak-banyak, memangnya mau jualan tusuk gigi …” katanya lagi.
Dorin tersenyum menyeringai.
Anak ini mendadak bisa berubah sikap ketika berhadapan dengan ayahnya.
“Baiklah,” jawab Bennosuke sambil membungkukkan badannya. Ia sudah terbiasa membuat tusuk gigi seperti yang barusan diperintahkan ayahnya itu. Biasanya ia akan menghabiskan waktu kurang lebih satu jam untuk membuat dua ratus tusuk gigi.
“Bennosuke,” terdengar Munisai memanggilnya.
“Ya,” sahut bocah itu menoleh ke arah ayahnya – lalu menundukkan kepalanya.