Mohon tunggu...
Romi Lie
Romi Lie Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Pastoral-Konseling Kristen terhadap Kaum LGBT

29 November 2018   13:41 Diperbarui: 29 November 2018   13:48 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh karena itu, motivasi mereka adalah pelecehan homoseksual dan juga maksud untuk membunuh. Indikasi ini diperkuatkan dengan kenyataan Lot tidak mau memenuhi permintaan penduduk itu, melainkan Lot mengatakan supaya tidak berbuat jahat dan selanjutnya menawarkan kedua putrinya yang belum pernah dijamah laki-laki (juga memakai kata Yada) sebagai ganti tamunya itu (Kej. 19:7-8) (Ibid: Pemahaman yang demikian menurut Jerry Kirk dipegang oleh Agustinus, Calvin, Luther, Karl Barth; Gerhard von rad dll).

Dalam Perjanjian Baru kita dapat melihat: 1 Kor 6:9-10; 1 Tim 1:10; dan Roma 1: 26-27. Dua rujukan pertama terdapat di antara daftar kejahatan yang meliputi berbagai jenis dosa. Dalam kedua teks ini, Paulus memakai kata pemburit (arsenokoitai), kata benda maskulin yang berarti laki-laki tidur dengan seorang laki-laki seperti dengan seorang perempuan, menyodomi, homoseksual (Leksikon Bahasa Yunani online). 

Dalam 1 Korintus, daftar itu berfungsi untuk memerangi bahaya kehidupan bebas yang tidak mengindahkan hukum. Dalam 1 Timotius, topik pembicaraan berkaitan dengan pemakaian hukum secara legitimat untuk menyalahkan berbagai praktik immoral, yang diantaranya termasuk perilaku homoseksual (Glen H. Stassen & David P. Gushee, 2008, 396).

Rasul Paulus dalam Roma 1:26-27, yang berada dalam konteks kemarahan Allah atas dosa manusia, lebih jelas lagi menunjuk pada dosa homoseksual ini dan oleh karenanya mereka akan dihukum. Dalam teks ini, nafsu dan perilaku homoseksual dilihat sebagai hal yang menjijikkan dan meninggalkan persetubuhan yang wajar. Frase bahasa Yunani "fusike cherises", yang diterjemahkan sebagai persetubuhan yang wajar (ay 26) secara langsung menunjuk pada aturan penciptaan Allah. Dan kata "wajar" (Yun fusis) di sini dan di tempat lain di kitab Roma menggambarkan kehendak Allah tentang bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan bersetubuh. 

Pengutukan Paulus atas tindakan homoseksual ini tidak dapat dilepaskan dari teks sebelumnya (18-25) yang menunjuk pada dosa-dosa manusia yang menyembah berhala/ciptaan lebih dari Penciptanya (Allah). Paulus menyatakan bahwa baik penyembahan berhala dan praktik seksual yang salah melanggar aturan penciptaan. Berdasar pada penciptaan, laki-laki dan perempuan harusnya menyembah Allah dan menjalin hubungan seksual pada lawan jenis bukan sesama jenis. 

Ketika itu dilanggar Allah marah dan menghukum mereka.  Bailey dan beberapa pembela homoseksual mengatakan bahwa dalam teks ini Paulus menghujat nafsu homoseksualnya dan bukan tindakannya. Mereka juga berkata bahwa ketika Paulus berbicara tentang "persetubuhan yang wajar" dia sedang menunjuk pada perasaan kasih sayang alamiah seseorang. Dengan demikian, jika seorang homoseksual apa yang "wajar secara alamiah" baginya, dia harus mencintai seseorang yang memiliki jenis kelamin yang sama. Jika tidak maka dia melakukan persetubuhan yang tidak wajar.

Ada empat bagian utama dalam Alkitab yang merujuk (atau nampaknya merujuk) kepada pertanyaan homoseksual itu secara negatif: (1) kisah Sodom (Kejadian 19:1-13), dengan mana wajar disejajarkan kisah Gibea yang amat mirip dengan itu (Hak. 19); (2) nats-nats Imamat (Im. 18:22 dan 20:13) yang secara eksplisit melarang tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan; (3) lukisan yang diberikan rasul Paulus tentang kemerosotan masyarakat kafir pada zamannya (Rm. 1:18-32); dan (4) dua daftar Paulus dari pendosa-pendosa, setiap daftar memuat satu rujukan kepada praktik homoseksual (1 Kor. 6:9-10 dan 1 Tim. 1:8-10) (John Stott, tt, 434-435).

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG MENJADI LGBT

Tidak hanya ada 1 jawaban yang dapat menyebabkan seseorang bisa menjadi LGBT. Ada beberapa utama penyebab seseorang bisa menjadi LGBT (https://www.apa.org/topics/lgbt/transgender.pdf dan http://ejournal.uajy.ac.id/4923/2/1HK09922.pdf, diunduh pada tanggal 5 November 2016).

Biologis
Faktor biologis seperti pengaruh genetik dan level hormon prenatal (level hormone sebelum melahirkan), pengalaman masa kecil, dan pengalaman di masa remaja atau dewasa menurut banyak ahli dapat berpengaruh untuk perkembangan identitas gender dan transgender. Ada juga ahli yang berpendapat bahwa terdapat struktur yang bebeda pada medial preoptik area yang menyebabkan seseorang memiliki disorientasi seksual. Jika seseorang merasa tidak nyaman atau tidak puas dengan identitas seksual yang dibawanya sejak lahir karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan maka hal tersebut dapat menyebabkan seseorang menjadi transgender.

Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun