Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Esensi Pendekatan Multikultural dalam Bimbingan Konseling

21 April 2024   23:59 Diperbarui: 22 April 2024   00:16 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendekatan multikultural. (Freepik/rawpixel.com)

Pentingnya Pendekatan Multikultural dalam Bimbingan Konseling

Saat ini, pendidikan menghadapi tantangan yang semakin kompleks, khususnya dalam konteks multikultural. Sekolah-sekolah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, kini lebih dari sebelumnya dihadapkan pada keberagaman latar belakang budaya siswa. 

Hal ini menuntut guru bimbingan konseling untuk memiliki pendekatan yang inklusif dan sensitif terhadap perbedaan budaya tersebut. Mengapa pendekatan multikultural penting dalam bimbingan konseling?

Pertama, pendekatan multikultural membantu guru bimbingan konseling memahami berbagai perspektif yang dibawa oleh siswa dari latar belakang budaya yang berbeda. 

Teori psikologi multikultural yang dikembangkan oleh tokoh seperti Derald Wing Sue menekankan pentingnya kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan kultural dalam praktik psikologi dan konseling. 

Sue mengajukan bahwa tanpa pemahaman yang mendalam tentang cara pandang kultural yang mempengaruhi perilaku individu, konselor tidak dapat menyediakan layanan yang efektif dan empatik.

Kesadaran budaya ini tidak hanya meliputi pemahaman tentang norma dan nilai budaya, tapi juga tentang bagaimana isu-isu sosial dan ekonomi mempengaruhi pengalaman individu dari berbagai kelompok etnis.

Misalnya, siswa yang berasal dari kelompok minoritas mungkin menghadapi tantangan unik yang terkait dengan identitas dan asimilasi budaya, yang dapat mempengaruhi prestasi akademik dan kesehatan mental mereka. Tanpa pemahaman yang memadai tentang dinamika ini, intervensi yang dilakukan oleh konselor mungkin tidak akan tepat sasaran atau bahkan dapat merugikan.

Selain itu, integrasi pendekatan multikultural dalam kurikulum bimbingan konseling mendukung pengembangan empati dan toleransi di kalangan siswa. Hal ini sangat penting di sekolah-sekolah yang memiliki populasi siswa yang heterogen. 

Mempromosikan pengertian dan penghormatan antarbudaya melalui kegiatan bimbingan dan konseling dapat membantu mencegah konflik, gir, dan memperkuat kohesi sosial di lingkungan sekolah.

Teori lain yang mendukung pentingnya pendekatan multikultural adalah konsep "cross-cultural psychology" yang dikembangkan oleh John Berry. Teori ini menekankan bahwa untuk dapat berfungsi secara efektif dalam masyarakat multikultural, individu perlu mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dan berkomunikasi lintas budaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun