"Maafkan aku, membuatmu menunggu selama itu" ucapku lirih.
Arin tak menjawab, yang terdengar Cuma suara isak tangisnya lirih.
Kini aku memutuskan untuk memilih Arin menjadi tambatan hatiku.
"Mari kita selesaikan KKN ini" ujarku sambil menggenggam tangannya.
Ia mengangguk, matanya masih terlihat sembab.
Tak jauh dari tempat kami, Dewi memandang dengan penuh bahagia. Meski hatinya cukup perih untuk melihatnya.
"Maafku aku, Rangga. Aku telah membohongimu. Karena ada yang lebih mencintaimu daripada aku. Terima kasih untuk semua yang kau lakukan" ucap Dewi dalam hatinya.
Ia pun beranjak pergi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!