Mohon tunggu...
Putra Dewangga
Putra Dewangga Mohon Tunggu... Jurnalis - Content Writer di SURYA.co.id

Hanya seorang penulis di media online

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

KKN di Desa Petani, Bukan Cerita Horor

15 Juli 2022   22:19 Diperbarui: 15 Juli 2022   22:53 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah itu cukup lama kami saling mendiamkan. Ini aneh, Arin tak biasanya ikut diam. Dia akan banyak komentar dan nasihat kalau aku sedang curhat. Tapi kali ini dia Cuma diam.

"Tambatan hati itu biasanya tak perlu jauh-jauh, Ngga. Dia mungkin saja ada di dekatmu, tapi kau tak menyadarinya." Ujar Arin menatapku.

Aku pun menatapnya balik. Apa maksud Arin barusan? Tak seperti biasanya ia berkata lembut seperti itu.

"Maksudnya, kamu?" tanyaku menyelidik.

Hufffttt

"Aku sebenarnya suka sama kamu, sejak kita mahasiswa baru" ujarnya singkat setelah menghembuskan nafas panjang.

Kata-kata Arin barusan benar-benar membungkamku. Tak bisa kupercaya apa yang keluar dari mulutnya barusan.

"Sejak mahasiswa baru? Berarti dua tahun lalu?" tanyaku yang amsih terkejut.

Ia Cuma mengangguk pelan.

Tanpa pikir panjang seraya kupeluk dia. Kudekap erat tubuhnya, sambil dalam hati menyesali kebodohanku.

Mungkin aku terlalu nyaman menjadi sahabatnya, sehingga aku tak merasakan segala perhatian dan cintanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun