"Maaf, nama  saya Rangga. Kalau boleh tahu, yang di belakang bapak siapa ya?" tanyaku langsung.
"Mulai deh matanya jelalatan" ucap Arin lirih.
"Oh iya lupa, perkenalkan ini putri saya satu-satunya. Namanya Dewi" jelas Pak Rahmat.
"Langsung saja ya, mari ke rumah. Nanti sepanjang perjalanan saya jelaskan tentang desa ini" ajaknya.
Kami bergegas mengikuti Pak Rahmat, aku langsung melipir untuk mendekati Dewi. Kuharap rumahnya Pak Rahmat agak jauh.
"Emmm, namaku Rangga. Salam kenal ya" ujarku memulai percakapan.
"Iya, salam kenal juga" jawabnya dengan senyum manis.
Ia sering agak menunduk jika kuajak bicara. Persis seperti karakter gadis desa yang kulihat di sinetron web series via live streaming.
"Emm, desa ini agak sunyi ya. Padahal rumahnya lumayan banyak." Ucapku membuka obrolan.
"Iya betul, karena mereka mayoritas petani. Jadi jam segini masih menggarap sawah hingga sore." Jawabnya.
"Oh gitu. Masyarakat sini kesulitannya apa sih? Pasti air kan ya? Untuk mengairi sawah" tanyaku