Mohon tunggu...
Putra Dewangga
Putra Dewangga Mohon Tunggu... Jurnalis - Content Writer di SURYA.co.id

Hanya seorang penulis di media online

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

KKN di Desa Petani, Bukan Cerita Horor

15 Juli 2022   22:19 Diperbarui: 15 Juli 2022   22:53 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku hanya diam dan menurut. Mungkin anak-anak yang lain juga ingin protes namun urung. Tak ada yang berani dengan Arin.

Langkahku semakin malas masuk ke dalam desa ini. Kanan kiri Cuma bisa kulihat pohon-pohon lebat. Tak bisa kubayangkan kalau malam hari gelapnya seperti apa.

"Oke gaes, ini naman Pak Rahmat. Kepala desa di sini." Ujar Arin.

Seorang pria patuh baya tersenyum kepada kami. Tapi perhatianku mendadak tertuju kepada gadis di sampingnya. Jantungku berdebar kencang, pandanganku tak henti-hentinya melihat dia.

"Perkenalkan, saya Pak Rahmat. Selamat datang di Desa Wakanda. Sebelumnya saya ingin tahu dulu nama-nama semuanya. Biar kenal" ujar Pak Rahmat ramah.

Sementara aku masih asyik memperhatikan gadis di belakan Pak Rahmat. Kecantikannya sungguh alami tanpa sentuhan operasi plastik.

Bukkk

Mendadak ada pukulan tajam menghantam perutku. Siapa lagi kalau bukan Arin yang mendaratkan sikutnya.

"Aduh, apaan sih. Sakit tau" ujarku kesal.

"Giliranmu kenalan, ngelamun melulu" jawabnya.

Astaga, aku sampai lupa untuk memperkenalkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun