"Makasih ya, Rangga. Kamu telah membawa desaku ke arah yang lebih maju." Ujar Dewi tiba-tiba.
Tepat setelah aku selesai mengajarinya menggunakan berbagai e-commerce. Mata kami tak sengaja bertemu.
Oh Tuhan, begitu jelita ciptaanmu ini. Pikirku. Tapi buru-buru kupalingkan tatapanku karena takut khilaf
"Dewi, boleh kutanya sesuatu?" ujarku.
Dia menatap ke arahku, pertanda sedang menunggu pertanyaanku.
"Kamu udah punya kekasih belum sih? Tanyaku pelan.
Dia agak kaget mendengar hal itu. Tapi seorang sniper harus mengenali targetnya sebelum menembak.
"Ada, dia sedang menempuh pendidikan di sekolah taruna. Warga sini juga. Sudah lama aku merindukannya. Karena tak ada akses internet, jadi aku tak bisa menghubunginya" jawabnya polos.
Jlebbb
Entah apa yang terjadi seolah ada yang menusuk keras hatiku. Harapanku langsung runtuh. Sirna tanpa sisa. Perasaan yang kubangun hampir tiga bulan ini, momen bersama kami, seolah terhapus begitu saja.
"Ohhh" jawabku singkat.