"Kami sama sekali tidak kesulitan air. Disini air melimpah ruah meski musim kemarau." Jawabnya.
Mati deh kita, kebanyakan programnya Arin kan untuk pengairan sawah. Percuma dong kita KKN di sini padahal sama sekali tak ada masalah soal air. Sepertinya Arin tak survei dulu ke mereka.
"Kami Cuma kesulitan untuk menjual hasil pertanian. Dan juga kami tak tahu berapa harga hasil pertanian di pasaran. Jadi, banyak yang sering ketipu dengan harga yang lebih rendah dari pasar." Lanjut Dewi.
Okedeh fix, kami harus memikirkan ulang program untuk KKN kali ini. Kesalahan Arin fatal banget, dia tidak survei terlebih dahulu.
"Tenang saja, kami pasti akan bantu kesulitan itu" ujarku sesumbar.
"Terima kasih. Nanti tolong libatkan aku dalam program kalian. Aku pasti bantu" ujar Dewi antusias.
Menurutku, ini kesempatan untuk mendekati Dewi. Tiga bulan cukup lah untuk pendekatan.
Seperti yang kuperkirakan, Arin langsung panik dan pusing tujuh keliling setelah tahu programnya tak berguna di desa ini. Kepanikan Arin semakin parah gara-gara di desa ini belum ada jaringan internet. Kami jadi tak bisa mencari bahan untuk membuat program KKN.
"Kalian jangan diam saja, ngmong dong ide yang bagus gitu. Masa segini banyak orang tak ada yang punya ide? Ayo dong, demi KKN kita" ujar Arin panik.
Tapi tak ada yang menyahut karena mereka juga bingung mau membuat program seperti apa.
"Arin, tenangkan dulu dirimu" ujarku santai.