Mohon tunggu...
Pena Likurai
Pena Likurai Mohon Tunggu... Guru - Media Ayat-Ayat Kehidupan

Menulis adalah abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antologi Bersama Puisi Kenangan

14 April 2020   13:40 Diperbarui: 14 April 2020   14:43 3594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu juga Tuhan tak pernah salah menggoreskan pena pada kertas kosong milikNya

Hanyalah sebuah keegoisan untuk rasa kehilangan

Para penikmat menjadi bijak menjadikannya sajak untuk dikenang

Tentang bunda yang berpulang pada siang menggelap

Bersama puing-puing juang yang belum sempat terderap

Adalah pojok tempat sembhayang menjadi tanda

Bersama ayat-ayat suci nasihat kehidupan ia berpesan

Suara merdu beriring salam perjuangan benih yang ditaburkan

Menjelma jejak langkah sang penghayat kemudian

Untukmu bunda berjuta rindu terhempaskan di relung tak menepi

Lalu kisah bertansformasi sejarah pada masa yang menghampiri

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun