Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pelajaran tentang Pluralitas

10 Januari 2023   12:33 Diperbarui: 13 Juli 2023   09:00 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika merujuk hanya pada rangkaian-rangkaian pernyataan deskriptif dan memberi ungkapan-ungkapan dengan mengartikulasikan dalam kata-katanya yang diberikan oleh diskursus neurosains, diskursus kuasa, dan diskursus kemiskinan.

Kita tidak lagi memenuhi syarat-syarat untuk membentuk kelompok-kelompok diskursif dan relasi-relasi yang terdapat dalam pernyataan-pernyataan.

Relasi-relasi yang terbentuk mungkin terdapat peristiwa melalui subyek yang berbicara. Ia dideskripsikan tanpa mengenyampingkan perbedaan antara percakapan dan teks tertulis mengenai 'pluralitas obyek' (sastra, teknik, politik, sosial, ekonomi dengan genre-genre yang memiliki kekhasan).

Percakapan dan teks tertulis yang mengartikulasikan diskursus seperti filsafat, sejarah, agama, dan ilmu pengetahuan eksak) belum selesai dikerjakan sintesa-sintesanya.

Dari kemunculan tanda-tanda pluralitas tanpa beriak, kita tidak menemukan lagi tema-tema pemikiran yang berkembang.

Tanda-tanda yang berbeda melalui pergerakan individu dan kolektif bisa dirampungkan. Pengulangan bisa dirahi, pemulihan konflik, dan kekerasan mengalihkan perhatian kita pada ujung yang ekstrim.


Setiap yang kita bicarakan telah membelok melampaui dirinya sendiri. Pembicaraan umum menantikan kelimpahannya, membawa ruang pembicaraan menuju bentuk plural. Orang paham atas dirinya, berarti mengingat dirinya bukanlah pola tunggal  dalam identitas.

Banyak orang di luar dirinya yang memiliki latarbelakang etnis, bahasa, budaya, agama, dan warna kulit. Memahami pluralitas akan membantu penguraian kekusutan permasalahan kemanusiaan.  

Berkenaan dengan pluralitas, pembentukan obyek diskursus seiring perbedaan dalam dirinya sendiri, yang berlangsung ditengah perbedaan 'di dalam' dan perbedaan 'di luar' individu sebagai obyek yang memiliki relasi timbal-balik dengan subyek. Perbedaan antara kegilaan psikiatris dan kegilaan non psikiatris atau perbedaan kegilaan dan nalar dalam diskursus filosofis dan diskursus ilmiah.

Perbedaan dan penanda kosong ternyata memberi garis pemisah dalam diskursus. Karena  yang muncul berupa 'perbedaan yang tersembunyi dalam kemiripan dan pluralitas menyamarkan dirinya dalam keserupaan, akhirnya menghilang dalam keserbaragaman (multiplisitas)'. Bentuk lain dari kegilaan' itulah 'melampaui diskursus atau teks filosofis'. 

Kegilaan atas kebenaran yang plural dihubungkan dengan non-pluralitas memiliki perbedaan antara 'bentuk lain dari kegilaan' dan kegilaan dari sakit jiwa.8

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun