Untuk sekian kali, kita masih akan melibatkan pengulangan perbedaan identitas, yang menghilang dalam seluk beluk tanda pluralitas berpindah pada ujaran-ujaran tidak terpisahkan dalam penampakan wujud-wujud ataupun sirna kembali.
Terhadap orang-orang yang seringkali heran agar meluncurkan kata-kata yang sama dalam ucapan dan teks.Â
Efek kata-kata yang sama bisa mempersembahkan rangkaian ketumpangtindihan makna-makna asali dan aktual yang berbeda dari ucapan atau teks.
Dari makna-makna yang berbeda tersebut diusung ke orang-orang yang berada di luar ambang batas ucapan dan teks melalui relasi antara Aku dan sang Lain berubah dalam sinergi-kolaborasi yang bersentuhan dengan tanda plural. Keduanya bukan makna yang dibentuk oleh wilayah konflik dan kekerasan lainnya menjadi makna-makna yang berbeda dan berubah perlahan-lahan dari individu.
Begitu banyak ucapan dan teks dalam relasi antara penulis dan pembaca di antara perbedaan kecil dan besar dengan makna dan pengaruhnya tidak bisa dilenyapkan.
Meskipun peran si pembicara dan si pendengar tidak bisa disalingtukarkan, tetapi wilayah diskursus bisa menjadi syarat berlangsungnya pemikiran dan kehidupan yang dinamis dan cair.
Sudah tentu orang akan berbicara bahwa saat ini semua peristiwa belum berakhir atau dalam proses penentuan batas-batas peristiwa semakin dibicarakan atau pengalihan batas-batas terakhir dari penampakan.
Kita malah lebih berinteraksi dengan permasalahan-permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang, berarti Anda mendengar seseorang berbicara tentang toleransi dan meminta pada orang yang sama untuk tetap merawat kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.Â
Aku kembali sadar akan hal pilihan perbedaan paling beralasan betapa tanda kedamaian identik dengan kemurahan hati bersama. Ia menjadi wilayah diskursus menghadirkan penampakan wujudnya dalam diri individu-individu.
Ketika Aku dalam relasi timbal balik dengan sang Lain berusaha untuk memperluas wilayah penampakan wujud yang plural, dimana bentuk kemurahan hati sesuai dengan 'alasan untuk hidup bersama dalam perbedaan'. Â Kehidupan kita seakan-akan dimulai dari perbedaan doktrin filsafat, keagamaan, politik, dan ilmu pengetahuan.Â
Anda tidaklah lebih banyak menyia-nyiakan waktuku sendiri. Dalam rangkaian proses pembentukan batas-batas terakhir dari peristiwa, yang tidak bisa kulampaui dengan hasrat untuk berbicara dan berpikir dalam perbedaan.