Seseorang mungkin menghaturkan suka cita, jika pluralitas bukan hanya diskursus, tetapi juga dalam praktik keseharian. Sementara itu, pihak lain mempermasalahkan konsep antara pluralitas san pluralisme. Kita tidak pungkiri kenyataan, bahwa diskursus begitu rawan memperbincangkan sesuatu sebelum pluralitas itu dipraktikkan menjadi ruang pengetahuan.
Sejauh peristiwa telah diperbincangkan secara gamblang, diskursus mencoba untuk membuka wilayah yang lebih luas. Saat keriuhan perbedaan antara pluralitas dan pluralisme, tidak berarti titik temu dalam ruang bersama.
Keduanya tidak terlepas dari rangkaian-rangkaian penyampaian, kelompok pernyataan, susunan, dan pembentukan obyek. Rangkaian-rangkaian tersebut mungkin bisa dipertimbangkan jejak-jejak ketidakhadirannya pada diskursus lainnya.
Karena itu, penemuan pluralitas obyek tidak memiliki kemiripan dengan yang lainnya, yang menghadirkan pada kita hanya perbedaan yang muatannya semacam perbedaan obyek. Celah kata-kata tidak teridentifikasi secara berulang-ulang.
Ruang penyampaian, kelompok pernyataan dan pembentukan obyek memungkinkan menembus wilayah diskursus. Statusnya tidak diperlukan lagi menjadi pengetahuan melalui diskursus lainnya secara partikuler.
Meskipun nampak semakin menjaga jarak jauh dengan kelompok dan obyek pernyataan, maka setiap pemaksaan kehendak akibat penolakan atas  pluralitas dan pluralisme. Padahal, ia sesuai dengan tanda kehidupan.
Perbedaan-perbedaan tidak lebih sebagai 'pengulangan diskursus' dengan ucapan dan teksnya menjadi jejak-jejak yang plural. Keduanya bukan kontradiksi dan negasi, melainkan pembentukan ulang diskursus.
Jejak-jejak plural menentukan pengulangan ucapan dan perbedaan-perbedaan. Diskursus boleh jadi memghamparkan jejak-jejak baru bagi pluralitas melalui ruang bersama, sekalipun ia dipandang sebelah mata.
Kelompok pernyataan yang berbeda dibentuk dan ditentukan bukan hanya diarahkan untuk mengatasi relasi-relasi yang berfungsi sebagai perbedaan antara ilusi dan pengetahuan, yang saling melibatkan dan menyisihkan penyampaian. Bentuk-bentuk pernyataan muncul di depan mata sesuai kelompok obyek diskursus yang berbeda saat menyeruak kembali  penampakan pluralitas di tengah kehidupan kita.
Analisis atas pernyataan yang berbeda terbentuk tanpa merujuk pada satu obyek diskursus dan memungkinkan benda-benda mendahuluinya. Ia mendeskripsikan pembentukan obyek yang beragam dari sebuah diskursus.
Diskursus bukan hanya menjadikan perbedaan-perbedaan sebagai obyek, tetapi juga penentuan titik tolak pembentukan cahaya yang menyinari perbedaan obyek yang berwarna-warni sebagai sosok-sosok pluralis.