Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pelajaran tentang Pluralitas

10 Januari 2023   12:33 Diperbarui: 13 Juli 2023   09:00 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu dari keduanya bukanlah menifestasi kebencian atau kekerasan antara satu dengan lainnya. 

Orang tidak lebih khawatir dalam melihat dunia. Ketika semuanya terbalik dari kenyataan yang sesungguhnya, maka bukan penolakan kebencian atau kekerasan, melainkan kelenyapan relasi timbal balik yang terbentuk sebelumnya.

Setiap pertemuan yang tidak tersyaratkan, individu dibukakan jalan menuju rumahku adalah sang Lain itu sendiri sebagai Aku. 

Sebaliknya juga demikian. Ketidakhadiran masa depan terjadi saat sang Lain memposisikan diri dan lainnya sebagai sang Lain, subyek yang sama atau Aku sebagai Aku.

Satu keputusan yang disepakati merupakan keputusan bersama, bukan keputusan sang Lain atau Aku di tengah pluralitas yang tidak bisa dihilangkan. Pada menit-menit terakhir, Anda yang menolak keputusan dengan cara menarik 'subyek yang berbicara' keluar dari ruang pertentangan. 

Apapun yang terjadi pada pertemuan-pertemuan tidak luput dari interaksi antara perbedaan makna-makna yang muncul dan ucapan serta teks. Keputusan apapun dari yang lebih tua atau yang muda, lebih berpengetahuan dan yang awam memiliki tanggungjawab di hadapan peristiwa penting dalam hidup mereka. 


Ketika keinginan kita untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan menuju jalan hidup bersama, sekalipun dianggap mustahil melalui usaha-usaha pencarian titik celah perbedaan ditolak dalam kehomogenan. Sementara itu, pembentukan obyek-obyek diskursus sendirilah mengambil arah memutar balik ke titik tolak 'pembentukan rangkaian perubahan tanda kehidupan'. Dari akar tempat dia tumbuh dan berkembang dengan cara berpikir berbeda.

Kita juga melihat proses permulaan kembali sebagai pengulangan dalam ketidakhadiran bentuk, dibandingkan dengan rangkaian-rangkaian paradoks hidup tanpa perbedaan, yang ternyata kita sadar belum diucapkan. Hanya jejak-jejak peristiwalah yang bisa dilacak melalui catatan-catatan resmi, arsip-arsip atau dokumen-dokumen.

Bahwa ternyata sejak dulu terdapat tatanan manusia dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dari sini, diakui atau tidak, begitulah kenyataannya.

Meskipun bukan satu-satunya cara, rangkaian-rangkaian peristiwa yang tercatat, terbukukan atau terdokumentasikan berfungsi untuk menyegarkan kembali ingatan kolektif. Kita juga sadar, meskipun sesungguhnya yang akan diingat tidak bisa direlevansikan pada situasi saat ini sebagai ruang pembacaan. 

Setidaknya orang-orang akan mengetahui dan mengembangkan beberapa jalan yang akan mereka tempuh. Setelah diingat kembali, peristiwa yang dialami orang akan berusaha mentransformasikan dengan langkah-langkah ke depan melalui rangkaian relasi-relasi. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun