Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pelajaran tentang Pluralitas

10 Januari 2023   12:33 Diperbarui: 13 Juli 2023   09:00 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ucapan dan teks, yang saling menopang dan mengisi dengan toleransi, dimana penampakannya adalah syarat, dan yang telah dipikirkan telah tuntas sebelum mengarungi hidup bersama di tengah gelombang ujian, terjal, penuh lika-liku kehidupan.

Perbedaan bersama toleransi adalah 'alasan paling kuat'. Aku meninggalkan pertemuan resmi ini yang menyediakan ruang untuk saling berpikir, berbicara dan saling mendengarkan tentang 'makna yang berbeda-beda' dalam forum dialog.

Kesepakatan umum mengatur kata-kata untuk hidup bersama dengan Anda di rumahku. Jangan lupa bahwa bukan saja di sini adalah rumahku, tetapi paling penting bagaimana bentuk pembicaraan tersebut diwujudkan dalam penampakan betul-betul ada dan solid di luar rumah kita. 

Dalam situasi dan tempat apapun. Karena itu, kita tidak bisa membayangkan bahwa dunia yang kita ucapkan adalah dunia kita sendiri, yang hadir di hadapan kita saat ini terjadi penampakan wujudnya sebagaimana yang kita lihat.

Selebihnya, bagaimana mengelolah dunia yang membuat eksistensi eksternal kita bukanlah hidup sebatang kara. Syarat-syarat perbedaan juga hadir di hadapan kita itulah yang menentukan rangkaian relasi-relasi antara tanda kehidupan yang tidak bisa diselesaikan dengan ujaran-ujaran. Ia berada dalam wilayah diskursus yang menentukan batas-batas peristiwa pada saat kita telah berbicara secara terbuka.

Dibalik keputusan institusional, ujaran orang, konflik, kekerasan kata, dan tulisan atau penghargaan atas perbedaan. Di benak orang tidak terlalu yakin terhadap subyek pembicara meyakini doktrin kebenaran hanya bekerja dalam satu arah saja, yaitu kebenaran dari dan untuk dirinya sendiri.


Sebaliknya, dalam persfektif Derridian, kaum pluralis melihat doktrin dengan makna-makna yang tersedia tidak selalu pasti dan stabil.

Bagaimana kita memperluas wilayah peristiwa-peristiwa dan terus menemukan lapisan-lapisan realitas, jika satu atau lebih banyak makna muncul di depan kita, suatu makna yang kosong dari efek kenampakan.

Peristiwa bukan hanya bersifat lahiriah, tetapi juga hal-hal yang tersembunyi, sehingga individu yang berhadapan dengan Aku dan sang Lain merupakan penggalan-penggalan yang tidak mampu kita baca secara keseluruhan.

Perbedaan itu perlu ditarik benang merahnya yang bukan untuk mencari persamaan dari sesuatu yang imanen, murni dan kosong, melainkan pembentukan relasi-relasi yang menciptakan garis-garis konsekuensi dan jejaring sirkular mekanis. Ia yang bisa muncul ke permukaan sebuah penghubung antara pengulangan yang terpadu dan pikiran kita.

Dilihat dari kenyataan lain apa yang dipahami tidak dapat diselipkan dalam peristiwa ide-ide yang dituntut kemunculannya secara eksplisit. Lantas, kita akan menemukan unsur pluralitas diri yang subyektif di antara unsur heterogen. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun