Aku duduk di kelas, pura-pura nyatet. Padahal pikiranku udah ke mana-mana.
Buku Biologi di meja cuma jadi alasan supaya Bu Astuti gak nyamperin.
Jam 1.45 siang, aku angkat tangan.
"Ibu, saya izin ke UKS. Pusing."
Padahal bukan pusing kepala. Tapi pusing hati.
Hari itu aku bangun dengan perasaan kacau.
Malam sebelumnya aku bertengkar hebat dengan Mama.
Soal hal sepele---sebenarnya bukan sepele, tapi capek rasanya selalu dipaksa ikut apa yang bukan aku.
"Mama udah daftarin kamu les piano di Yamaha Music. Mulai minggu depan," kata Mama sambil menaruh brosur di meja makan.
"Aku nggak mau," jawabku datar.
"Kamu tuh harus punya bekal seni, Cindy. Masa anak perempuan nggak bisa main alat musik?"
Tentu saja perdebatan itu berakhir dengan Mama yang marah dan aku yang masuk kamar tanpa makan malam.
Dan siang ini, rasanya perutku kosong bukan cuma karena nggak sarapan, tapi juga karena marah yang belum selesai.
Aku keluar kelas, jalan pelan ke kantin.
Niatnya cuma beli teh botol dan duduk sebentar.
Tapi ternyata Angga lagi duduk di pojokan.