Angga nyengir.
"Yah... kamu cuci sendiri pakai Rinso," katanya sambil ngakak.
Seluruh kelas tertawa.
Bahkan Dinda ikut senyum malu.
Tapi Cindy masih diam.
Matanya tak lepas dari Angga.
Bukan karena candaan Rinso-nya.
Tapi karena caranya berdiri... di saat yang pas.
Tanpa diminta disaat yang lain justru menolak.
Seolah tahu kapan seseorang butuh dibela, tanpa harus jadi pahlawan.
Dan Cindy sadar --- mungkin dia selama ini cuma lihat Angga dari permukaan.
Tapi di balik telatnya, bolosnya, dan sikap nyantai-nya...
Ada seseorang yang tahu kapan harus peduli.
Dan sejak itu,
dia nggak lagi bisa lihat Sudung dengan cara yang sama.
Bab 6 -- Kembali Datang Marcel
"Kadang, rasa suka nggak butuh pengakuan. Tapi cemburu... selalu ketahuan."
Hari Jumat siang.
Panasnya bikin bayangan di aspal kelihatan goyang-goyang.