Naik ke kelas tiga, sekolah mulai ramai.
Persiapan UAN, bimbel, les sana-sini. Tapi juga ramai karena satu hal lagi: siswi baru.
Dulu kelas 1 di sekolah kami tapi pas naik kelas 2 pindah ke sekolah lain tapi masih di Yayasan yang sama, hanya lokasinya yang beda. Tidak tahu kenapa pas kelas 3 balik lagi kesini
Namanya Natasya Wiradini, tapi semua manggil dia Echa.
Anak gaul. Rambut panjang, poni samping, kuku selalu kinclong, dan tiap hari ganti tas---kadang Guess, kadang Elle, kadang nggak bermerek tapi tetap kelihatan mahal. Selain jadi pusat perhatian, Echa juga penyiar radio anak muda paling hits di Jambi. Suaranya renyah, playlist-nya selalu enak, dan tiap malam mengudara dengan gaya khas yang centil tapi cerdas.
Yang paling cepat beredar di lorong-lorong sekolah:
Echa suka sama Angga.
"Gila, masa anak kayak gitu demennya ke Angga?" kata Rani waktu kami di kantin.
Aku nggak jawab.
Cuma nyendokin kuah bakso pelan-pelan sambil pura-pura nggak peduli.
Tapi dalam hati, jujur... aku kepo juga.
Dan mungkin sedikit... cemburu.
Angga emang bukan tipe cowok favorit anak-anak cewek di sekolah kami.
Rambutnya gondrong, suka bolos, nilai pas-pasan, kadang malah dicuekin guru.
Tapi... tetap aja aku suka.
Kadang aku mikir, berarti seleraku rendah, ya?