Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keshalehan yang Dikatrol Lembaga vs Kemaksiatan yang Dipertontonkan: Sebuah Kritik Sosial Multidisiplin

22 Maret 2025   14:18 Diperbarui: 22 Maret 2025   14:18 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merefleksikan kembali niat ibadah mereka. Apakah karena Allah atau karena ekspektasi sosial?

  • Mengurangi sikap pamer dalam beribadah. Jangan sampai ibadah menjadi alat pencitraan.

  • Menekankan kualitas ibadah, bukan hanya kuantitas. Banyaknya ibadah tidak selalu mencerminkan kedalaman spiritual jika dilakukan tanpa pemahaman dan penghayatan.

  • Sebagaimana ditegaskan dalam hadis:

    "Sesungguhnya Allah hanya menerima amal yang dilakukan dengan ikhlas karena-Nya dan mengharap ridha-Nya semata." (HR. An-Nasa'i)

    Tanpa keikhlasan, ibadah akan kehilangan ruhnya dan hanya menjadi aktivitas mekanis yang tidak membawa perubahan hakiki dalam diri.

    b. Menghindari Kemaksiatan yang Dipertontonkan

    Di sisi lain, ada individu yang sengaja melanggar norma Ramadhan secara demonstratif, baik sebagai bentuk pembangkangan sosial maupun sekadar untuk menegaskan kebebasan personal. Fenomena ini hanya menciptakan polaritas yang tidak perlu antara "kaum saleh" dan "kaum liberal", di mana keduanya bisa sama-sama terjebak dalam ekstremisme yang tidak sehat.

    Sebagai solusi, penting untuk:

    • Menumbuhkan kesadaran bahwa ketaatan kepada Allah bukan bentuk penindasan terhadap kebebasan, tetapi sarana untuk membangun kedamaian batin.

    • Mencegah provokasi sosial yang hanya memperdalam jurang perpecahan di masyarakat.

    • HALAMAN :
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
      Lihat Humaniora Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun